Laporan Wartawan Tribunnews.com, Achmad Rafiq
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terdakwa kasus pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto (19) yakni, Ahmad Imam Al Hafid (19) dan Assyifa Ramadhani (18) akan kembali menjalani sidang lanjutan kasusnya. Sidang dengan agenda pemeriksaan saksi-saksi ini, dijadwalkan akan mulai pukul 10.00 WIB, Selasa (30/9/2014) di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Pada sidang hari ini, Jaksa Penuntut Umum (JPU) rencananya akan mendatangkan sekitar tujuh orang saksi untuk dimintai keterangan, terkait kasus hilangnya nyawa Ade Sara yang dilakukan temannya, yakni Hafid dan Assyifa.
"Minggu kemarin disampaikan, rencananya yang akan dijadikan saksi untuk pagi ini ada 7 orang," ujar pengacara Assyifa Ramadhani, yakni M Syafrie Noer, ketika dihubungi, Selasa (30/9/2014).
Syafri mengatakan 7 orang saksi tersebut diantaranya adalah petugas mobil derek tol. Petugas mobil derek tol tersebut adalah yang pertama kali menemukan jasad Ade Sara di pinggir Tol Bintara.
Selain itu, akan diperiksa juga petugas Patroli Jalan Raya (PJR) dan petugas Jasamarga. Keduanya turut hadir di lokasi penemuan jasad Ade Sara sesaat setelah ditemukan oleh petugas mobil derek tol.
Pada sidang sebelumnya (23/9/2014), Jaksa Penuntut Umum (JPU) Aji Susanto, mendatangkan lima orang saksi pada persidangan. Kelima orang saksi itu yakni kedua orangtua Ade Sara, Nadia, Ahmad Algih, dan Galan.
Galan dan Ardi merupakan saksi dari temannya Hafid. Sedangkan Nadya teman dari Ade Sara. "Galan dan Ardi itu temen Hafid, yang melihat Ade Sara ada di dalam mobil Hafid. Kalau Nadya, temen Ade Sara di tempat les Goethe Institute," jelas Aji.
Sementara itu, dalam memberikan kesaksiannya, Ayah Ade Sara yakni Suroto mengaku, hilangnya Sara sejak dia tidak kembali pulang dari les Bahasa Jerman.
Suroto mengatakan, saat itu hari Senin (3/3/2014), Sara pergi ke les bahasa Jerman sejak pukul 17.00. Biasanya, pada pukul 22.00, dia sudah berkomunikasi dengan Sara.
"Tapi pada malam itu, Sara belum pulang dan belum menghubungi saya. saya pikir ponsel Sara kehabisan baterei. Akhirnya, saya inisiatif menjemput Sara di Stasiun Klender," jelas Suroto kepada Majelis Hakim, di sela kesaksiannya di PN Jakarta Pusat, Selasa (23/9/2014).
Lanjut Suroto, setibanya di Stasiun Klender sampai kereta terakhir. Sara pun tidak kunjung datang menemui Suroto yang telah menunggunya di Stasiun.
Saat proses pencarian, Suroto menerima capture percakapan terakhir antara Sara dengan teman lesnya, Nadia. Capture foto itu menjelaskan bahwa Sara pergi bersama Hafitd dan Assyifa pada malam Sara dinyatakan hilang.
Suroto kemudian melaporkan ke polisi soal menghilangnya Sara beberapa harinya. Setelah beberapa jam melapor, rumah Suroto didatangi tim penyidik. Saat itu lah, pertama kalinya Suroto mendengar kabar bahwa Sara telah meninggal.
Suaranya Suroto sempat tertahan ketika bercerita di bagian ini. Tangisan Suroto pun pecah saat menceritakan kejadian itu.
"Saya diam, saya izin kepada tim penyidik, mau ke belakang, saya hubungi istri saya," ujar Suroto.
"Saya bilang ke istri 'Ma, mama ditempat kerja aja jangan kemana-mana. Pokoknya mama ditempat kerja.' Lalu saya jelaskan Sara sudah meninggal. Istri saya cuma nangis. Ga bisa ngomong," tambah Suroto.
Kemudian, Suroto pergi menjemput istrinya Elsabeth, untuk kemudian melihat jasad Sara di RSCM. Setibanya, Suroto mengambarkan jasad anaknya dalam kondisi wajah menghitam, mata keluar, dan lidah terjulur juga dipukuli dan ditendang.