News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Idul Adha 2014

Penampungan Hewan Kurban Jaksel Tidak Layak Operasi

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Reporter Wartakotalive.com, Dwi Rizki

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Mendekati perayaan Hari Raya Idul Adha atau lebih dikenal dengan Lebaran Kurban, sejumlah penampungan hewan kurban pun kian bermunculan dan menjamur di seluruh wilayah Jakarta Selatan.

Walau begitu, banyak penjual hewan kurban yang tidak layak membangun penampungan hewan dan memperhatikan aspek kesehatan hewan kurbannya saat ini.

Layaknya pemandangan umum menjelang Lebaran Kurban pada setiap tahun, puluhan hewan mulai dari kambing, domba, sapi hingga kerbau mulai dijajakan dan dilelang masal oleh para pedagang ternak baik dari dalam maupun luar kota.

Namun, karena bersifat musiman dan sementara, beberapa aspek kandang maupun penampungan ternak tidak dibangun dengan desain yang baik. Sehingga aspek kesehatan ternak terganggu yang dapat berujung pada rentannya hewan terhadap penyakit.

Berdasarkan pengamatan Warta Kota di beberapa lokasi penampungan hewan milik pedagang di wilayah Cilandak dan Jagakarsa, ditemukan beberapa penampungan yang dibangun dengan desain tidak ramah kesehatan, diantaranya posisi tempat pakan berada di tanah, lapak tidak memiliki sanitasi atau saluran air dan teduhan tidak menutupi keseluruhan penampungan.

Kondisi tersebut halnya yang terlihat di beberapa penampungan hewan di Jalan Raya Lenteng Agung, Jalan Raya Moh Kahfi, Jagakarsa serta di Jalan Raya Cilandak KKO, dan Jalan Raya Lebak Bulus, Cilandak.

Kepala Seksi Kecamatan Cilandak Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan, Risa mengatakan kewajiban para penjual hewan kurban membangun penampungan layak kesehatan bertujuan langsung untuk menjaga kesehatan hewan.

Sebab, dikatakannya kalau kesehatan hewan sangat mempengaruhi kualitas daging yang dihasilkan serta syarat utama Islam dalam berkurban. Selain itu untuk mencegah stress yang dapat mempengaruhi kondisi hewan selama dalam penampungan.

"Cuaca pada bulan ini sangat panas dan hujannya agak ekstrim, jadi kalau atapnya tidak tertutup penuh bisa mempengaruhi kesehatan hewan. Selain itu, tujuan tempat makanan harus di atas tanah bertujuan agar tidak bercampur dengan kotoran," jelasnya.

Berdasarkan pengamatan pihaknya, dari sebanyak 20 lokasi penampungan pedagang hewan kurban hanya setengahnya yang sudah baik dalam pembuatan kandang penampungan. Oleh karena itu, pihaknya telah memberikan sosialisasi dan peringatan kepada para pedagang untuk memperbaiki kualitas kandang hewan.

"Kami sosialisasikan seperti apa kandang penampungan yang baik, kalau tidak dipenuhi kelayakannya akan kami cabut izin penjualan hewan ternaknya," tegasnya mengingatkan.

Selain meninjau kelayakan kandang penampungan hewan, pihaknya pun memeriksa kelengkapan berkas hewan diantaranya, Surat Keterangan Vaksinasi Antrax dan SE, Surat Keterangan Kesehatan Hewan dari daerah asal, Surat Pengeluaran Hewan dari daerah asal, dan surat keterangan daerah bebas penyakit selama 6 bulan terakhir.

"Jika tidak dapat menunjukkan, akan langsung kita ambil sampel darah dari hewan-hewan yang dijual. Karena kita tidak mau Jakarta menjadi penampungan penyakit, apalagi sampai menjangkiti warga," jelasnya.

Merunut hal tersebut, pihaknya pun memberikan sejumlah obat sesuai dengan diagnosa penyakit hewan seperti tetes mata bagi hewan yang menderita sakit mata dan obat antistress untuk mengurangi tingkat stres pada hewan.

"Setiap 0,5 ons obat bisa dicampur air 10 liter untuk diminumkan ke hewan. Selain itu, kita juga kasih persediaan obat mata hewan ke penjual untuk mengobati yang sakit mata," tuturnya.

Sementara itu, mengetahui imbauan tersebut, Herman, penjual Kambing dan Domba di Jalan Raya Lenteng Agung berkilah kalau dirinya sudah mengupayakan kelayakan kandang. Namun, karena bersifat sementara, dirinya hanya membuat kandang penampungan seadanya mengingat lapak berjualan yang bertempat di pinggir jalan.

"Namanya juga musiman bang, sementara aja kita buatnya, yang penting bisa buat jualan. Lagipula, orang dari dinas peternakan belum ada yang sosialisasi, makanya kita juga bangun (kandang-red) seadanya," jelasnya berkilah.

Selain itu, lanjutnya, alasan mengapa dirinya tidak membuat kandang layak kesehatan hewan juga dikarenakan biaya pembuatan kandang yang mahal. "Kita modal ala kadarnya, kalo dibikin bagus, bambu sama terpalnya saja udah masal. Walaupun begitu, kita sudah amanin hewan kurban kita semua, lagian kalau sakit kita juga yang rugi, nggak laku dijual," tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini