News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ahok: Menaikkan UMP Bukan Berdasar Perasaan

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

plt Gubernur DKI JakartaBasuki Tjahaja Purnama menyapa wartawan sebelum mengikuti sidang paripurna Pelantikan Presiden RI di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (20/10). Melalui pelantikan ini Joko Widodo dan Jusuf Kalla resmi menjadi Presiden Ketujuh RI dan wakil Presiden Menggantikan Susilo bambang Yudhoyono dan Boediono. JP/Awo

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, mengatakan untuk menaikkan Upah Minimum Provinsi (UMP) perlu pengkajian komprehensif.

Sehingga Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tak dapat begitu saja mengabulkan tuntutan buruh yang menginginkan kenaikan UMP sebesar 30 persen.

"Kita menaikkan UMP bukan pakai perasaan. Perasaan yang bilang 'Saya butuh naik 30 persen,'" ujar Ahok usai menemui forum buruh di Balai Kota DKI, Jakarta, Selasa (21/10/2014).

Ia menambahkan, kenaikan UMP sebesar 43 persen pada tahun lalu dikarenakan Kebutuhan Hidup Layak (KHL) sudah tak sesuai lagi dengan pendapatan buruh karena adanya inflasi.

"UMP itu dalam lima tahun enggak pernah sama. Kita juga mesti adil enggak bisa survei KHL tahun ini, disamakan untuk UMP tahun depan karena ada proyeksi inflasi," terangnya.

Untuk menyelesaikan permasalahan upah, buruh dan pemerintah mesti sering berkomunikasi. Sehingga yang menjadi tujuan pemerintah dan buruh sama yaitu peningkatan kualitas bukan besarnya upah.

"Makanya saya bilang, kita sama buruh makin sering diskusi. Jadi masing-masing tambah pintar nih bicara kualitas. Soal air bersih yang solusinya adalah rumah susun," ujar Ahok.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini