TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keinginan Robby Sirait (30) untuk menjadi pengacara akhirnya pupus. Pria yang menjadi anggota Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI) ini menjadi korban kecelakaan maut di Puncak, Cisarua, Jawa Barat, Sabtu (15/11/2014) dini hari.
Saat ditemui di rumahnya di Kampung Rawa Badung Sawah RT 11/07, Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur, Rusmiti Munthe, ibu kandung Robby, tak mampu menahan isak tangisnya.
Perempuan berdarah Medan, Sumatera Utara, itu langsung menangis begitu mengetahui anaknya tewas dalam kecelakaan maut itu.
"Robby, yah ampun nak, Robby," ujar Rusmiti sambil dipeluk sanak saudaranya. [Baca juga:Isak Tangis Sambut Kedatangan Jenazah Robby di Rumah Duka]
Rusmiti mengaku, ia tidak memiliki firasat buruk ketika anak ketiganya itu pamit untuk mengikuti seminar yang diadakan oleh PBHI di Ciawi. Pasalnya, seminar tersebut akan mengantarkan anaknya menjadi seorang pengacara.
Menurut dia, kepergian Robby dari rumah sempat diantar oleh kakak pertamanya, Richard, ke kantor PBHI di Rawamangun, Jakarta Timur.
Kala itu, Robby mengaku berencana akan menumpang bus dari sana. "Jam 10 pagi dia izin pamit dari rumah, mungkin karena temannya bawa mobil makanya nebeng ke mobil temannya," kata Rusmiti.
Rusmiti mengatakan, semenjak lulus kuliah dengan jurusan hukum di salah satu perguruan tinggi pada 2011 lalu, Robby telah bergabung di lembaga bantuan hukum itu.
Bahkan anak ketiga dari lima bersaudara ini, rela mengikuti kegiatan advokasi seperti seminar yang diadakan PBHI. "Dia memang mau jadi pengacara, makanya ikut seminar yang diadakan PBHI di Ciawi," ujar Rusmiti. (Fitriyandi Al Fajri)