News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ahok Diskusikan Nama Wagub Layaknya Mencari Istri

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Basuki Tjahaja Purnama mengucapkan sumpah jabatan saat dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta untuk sisa masa jabatan 2012-2017, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (19/11/2014). Basuki yang akrab disapa Ahok merupakan gubernur ketiga yang dilantik langsung oleh presiden setelah Ali Sadikin yang dilantik Presiden Soekarno dan Sri Sultan Hamengku Buwono X yang dilantik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta masih mempertimbangkan tiga nama sebagai wakil gubernur: Sarwo Handayani, Bambang DH, dan Djarot Syaiful Hidayat.

Tiga nama tersebut sudah dibicarakan dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri.

"Hasilnya saya sampaikan kalau untuk kebaikan Jakarta ya saya pilih yang sudah teruji," ungkap pria yang akrab disapa Ahok saat ditemui di Balai Kota, Jumat (28/11/2014).

Dikatakan Ahok, saat bertemu Megawati dirinya seperti anak yang sedang mendiskusikan seorang calon istri kepada seorang ibu.

"Kemarin juga bahasa soal wagub kayak mau bahas istri saya kan, ibu suka nggak, kalau nggak sebutin alasannya apa. Saya juga nyebutin alasan saya apa jadinya kan enak," ungkapnya.

Ahok menjelaskan alasan dirinya naksir terhadap Sarwo Handayani, Djarot Syaiful Hidayat, dan Bambang DH.

Menurut Mantan Bupati Belitung Timur ini, Bambang DH sudah teruji saat memimpin Surabaya dengan bukti bisa membebaskan jalur hijau.

Sementara Djarot saat memimpin Blitar 10 tahun mampu membenahi rumah warga. Dikatakan Ahok, dirinya mengenal Djarot sejak dari 2006 ketika itu Ahok sebagai Bupati Belitung Timur sementara Djarot sebagai Wali Kota Blitar.

Bahkan Ahok pun pernah jalan bareng. Sementara Sarwo Handayani dikatakan Ahok dirinya sudah bekerja dengan wanita yang akrab disapa Yani tersebut selama dua tahun.

Ahok mengetahui kinerja Yani, berkomunikan kepada DPRD bagaimana dan kepada birokrat bagaimana.

"Sebenarnya (Megawati) terserah saya saja. Tapi tolong pikirkan, saya kan tidak di PDI Perjuangan. Walaupun orang tahu saya sama Bu Mega dekat tapi jangan sampai orang berpikir kok PDIP bilang gitu loh. Saya sih nggak masalah mau orang partai mana pun yang penting teruji karakternya," ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini