TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menganggap tidak perlu ada penurunan tarif angkutan umum yang sebelumnya sudah naik akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Rp 6500 menjadi Rp 8500.
Meskipun saat ini harga BBM turun sebesar Rp 900 dari Rp 8500 menjadi Rp 7600 tetapi para pengusaha angkutan umum tidak mau menurunkan lagi tarifnya.
"Angkutan umum tidak mau turunin. Makanya kita akan perkuat jaringan Transjakarta. Kita pengen e ticketing bayar bulanan atau harian, jadi diskonnya dari situ," ungkap Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (5/1/2015).
Dikatakannya pihaknya akan memaksa semua kendaraan umum berada di bawah naungan PT TransJakarta sehingga masyarakat membayarnya sesuai jarak dengan hitungan rupiah per kilo meter. Dengan sistem seperti itu, dikatakan mantan Bupati Belitung Timur ini tidak akan ada lagi angkutan umum yang mengetem.
"Jadi tidak boleh ngetem. Kalau angkot-angkot (yang tidak tergabung PT TransJakarta) lewat jalur-jalur inspeksi saja," katanya.
Ke depan masyarakat akan dipaksa melakukan pembayaran nontunai dengan diwajibkan membeli e tiketing untuk mendapatkan jasa angkutan.
"Anda harus beli e-tiketing, nanti kartu tersebut pun bisa membayar parkir dan lain-lain," katanya.