News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wisma Kosgoro Terbakar

Pengelola Gedung Pencakar Langit di Jakarta Diminta Rembukan Antisipasi Kebakaran

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Y Gustaman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi gedung Wisma Kosgoro yang terbakar, di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa (10/3/2015). Kebakaran yang terjadi pada Senin malam ini bermula dari lantai 16 dan merembet ke lantai 20. Penyebab kebakaran masih ditelusuri. KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah DKI Jakarta mengaku tak sanggup jika pemadam kebakaran diserahkan sepenuhnya untuk mengatasi kebakaran di puncak gedung pencakar langit. Perlu keterlibatan pengelola untuk rembukan bersama-sama mengantisipasi kebakaran.

Senin (9/3/2015) malam, Wisma Kosgoro di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, dilalap si jago merah. Api pertama kali terlihat di lantai 16, lalu menjalar lantai di atasnya 17, 18 sampai 19. Pemadam kebakaran kesulitan untuk memadamkan api yang berada di lantai atas karena alat yang mereka gunakan terbatas.  

"Para pemilik gedung tinggi harus duduk bareng, mengantisipasi masalah kebakaran. Karena kebakaran di gedung tinggi itu lebih sulit dari kebakaran di bawah," ungkap Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat di Balai Kota Jakarta, Selasa (10/3/2015).

Kendala dalam mengatasi kebakaran di gedung tinggi di antarannya ketersediaan air yang cukup. Sehingga petugas pemadam kebakaran tak kesulitan untuk memompa air untuk memadamkan api di gedung tinggi.

Menurutnya, untuk memadamkan kebakaran gedung tinggi tak cukup satu sampai dua tangki air. Karena dibutuhkan beberapa ribu meter kubik dan ini menjadi tanggung jawab pengelola gedung tinggi, begitu kata Djarot.

Djarot mengapresiasi kerja dinas pemadam kebakaran yang sudah berjibaku menjinakkan api di Wisma Kosgoro meski setelah melewati waktu yang cukup panjang. "Saya angkat topi pada petugas pemadam kebakaran yang luar biasa bekerja cepat dengan tingkat kesulitan yang tinggi," ucapnya.

Ia memastikan Dinas Kebakaran DKI mempunyai keterbatasan perlengkapan untuk pemadaman kebakaran di gedung tinggi. Misalnya saja, perlengkapan skylift yang dimiliki Damkar DKI saat ini hanya menjangkau 15 sampai 20 lantai. Sehingga Djarot ingin Dinas Pemadam Kebakaran DKI mempunyai skylift yang lebih tinggi dari yang dimiliki saat ini.

"Inilah partisipasi dari para pemilik gedung tinggi. Kalau semua dibebankan pemerintah wah repot. Mari kita bergotong royong," sambung mantan Wali Kota Blitar itu.

Untuk mencegah kebakaran terjadi kembali, Djarot mengingatkan pemilik dan pengelola gedung mengecek sistem bahaya kebakaran. Bila sistem pengamannya tidak bagus, secanggih apa pun peralatan pemadam kebakaran tetap sulit memadamkan gedung yang terbakar. Sehingga langkah antisipasinya, pemilik dan pengelola gedung meningkatkan sistem keamanan.

"‪Ini masalah safety. Sebenarnya ini kepentingan pemilik gedung tinggi, bukan kepentingan warga Jakarta. Ini kepentingan mereka loh. Kalau misalnya, saya tinggal di apartemen lantai 30, tapi tidak nyaman dan tidak aman ya takut juga," paparnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini