TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Malang betul nasib Denis Aprilian (10). Bocah kelas 3 SD itu dianiaya oleh ibu tirinya yang bernama Suhemi (33), di Jalan Masjid Al Wustho, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (22/3) pukul 14.30 WIB.
Suhemi tega menyetrika anak tirinya tersebut hanya karena kesal kepada korban akibat belum pulang setelah bermain bersama temannya. Bukannya memberikan teguran, Suhemi malah menggunakan cara-cara kekerasan.
Suami Suhemi yang juga ayah kandung Denis, Uka (42) langsung melaporkan sang istri ke Mapolres Jakarta Timur. Pasalnya Uka menilai cara sang istri menegur anak sangat tidak wajar.
"Katanya (disetrika) biar kapok. Cuma terlalu benar (perbuatannya)," ujar Uka, Senin (23/3).
Uka menjelaskan kejadian itu terjadi tidak lama setelah dirinya baru saja pulang kerja. Uka yang melihat Denis tidak ada di rumah, langsung mencari keluar sang buah hati. Lantaran tidak ketemu, Uka pun pulang ke rumah dan mendapati Denis sedang menangis.
Uka mengaku awalnya tidak mengetahui kalau Denis dianiaya sang istri. Namun Uka yang curiga sang buah hati menangis terus menerus, langsung mengecek kondisi korban. Alangkah kagetnya Uka mendapati bekas setrikaan di pipi anaknya.
Melihat hal tersebut, Uka pun langsung menanyakan kondisi Denis kepada Suhemi. Pelaku pun tidak menampik telah melakukan perbuatan keji tersebut. "Dia bilang iya (ditempelin seterikaan)," kata Uka.
Mendapati jawaban demikian, Uka pun langsung menegur sang istri. Sayangnya teguran yang diberikan tersebut tidak diindahkan Suhemi dimana pelaku justru naik pitam.
Suhemi yang makin emosi, kembali menganiaya Denis dimana dirinya menginjak kepala korban. Tidak terima dengan kejadian tersebut, Uka pun langsung melaporkan hal itu ke pihak kepolisian. "Saya ancam laporin ke polisi, tapi malah ngotot. Akhirnya saya laporkan," tegas Uka.
Suhemi sendiri saat ini sudah diamankan aparat berwajib untuk dilakukan pemeriksaan oleh petugas. Kasus tersebut kini ditangani PPA (Unit Perlindungan Perempuan dan Anak) Polres Metro Jakarta Timur. (Junianto Hamonangan)