TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku dirinya tidak mengerti soal kejadian ledakan di Tanah Abang yang membuat empat orang terluka, Rabu (8/4/2015).
"Ledakan tanya sama Kapolda, ama Kapolri saja, saya tidak begitu mengerti soal ledakan," kata pria yang akrab disapa Ahok di Balai Kota, Kamis (9/4/2015).
Dikatakan dia, keamanan di Jakarta merupakan sesuatu yang bisa diketahui bila dijaga. Tetapi dalam kasus ledakan Tanah Abang, itu meledak sendiri tanpa ada yang mengetahui.
"Berarti Tuhan menjaga (kita). kira-kira begitu saja," ucapnya.
Ke depan supaya setiap orang yang masuk ke Jakarta bisa terdeteksi aktivitasnya maka harus dimusnahkan seluruh pemukiman kumuh di Jakarta. Di pemukiman kumuh warga yang kesulitan ekonomi tidak bisa diketahui dan petugas pun sulit mengontrolnya.
Untuk itu, Ahok mendorong warga DKI yang tinggal di kawasan kumuh untuk tinggal di Rumah Susun (Rusun). Bila tinggal di Rusun maka aktivitas dan identitas penghuninya bisa diketahui.
"Mereka dengan rumah susun, kita harus dorong semua ke situ, tidak ada kawasan kumuh, itu saja kita bereskan," ucapnya.