TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua RT 16/09 Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta, Daryoto sangsi atau ragu-ragu jika salah satu warganya yang menjadi korban ledakan keras, diduga sebagai perakit bom.
Dalam kehidupan sehari-hari keempat korban menurut Daryoto berperilaku baik dan memiliki kesibukan, sehingga tidak memiliki waktu untuk merakit bom.
"Mereka semuanya baik kalau ada kerja bakti mereka hadir, tidak ada yang tertutup, terbuka semua," kata Daryoto di rumahnya, Kamis (9/4/2015).
Ke empat korban tersebut yakni, Suro alias Rukam 60 tahun dan bekerja sebagai buruh serabutan. Suro dan istrinya sudah sejak lama tinggal Kebon kacang. Suro berasal dari Jawa, namun lahir di Tanggerang.
Amir alias Bogel berumur 51 tahun. Amir berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat dan bekerja sehari-hari sebagai tukang parkir di Jalan Raya Jembatan Tinggi Tanah Abang. Amir tinggal di Kebon kacang bersama Istri dan satu orang anak.
Asep Saepudin, berasal dari Garut, Jawa Barat. Asep yang berumur 66 tahun tersebut tidak bekerja dan kesehariannya membantu sang istri berjalan gorengan dan nasi uduk.
Dan yang terakhir bernama Feri, Pemuda berumur 28 tahun tersebut menjadi korban, lantaran bengkel tempat dia bekerja tidak jauh dari lokasi ledakan.
Begitu juga dengan warga lainnya yang tinggal di lingkungannya tersebut. Semenjak menjadi ketua RT pada tahun 1984, tidak ada warga di RT 16/09 yang berperilaku mencurigakan dan terlibat aksi terorisme.
"Dari dulu hingga sekarang, tidak ada, semuanya memiliki pekerjaan yang jauh dari hal itu (teror) bisi anda lihat sendiri di lapangan," katanya.
Sebelumnya usai meninjau lokasi ledakan Rabu kemarin, Wakapolri Badroedin Haiti menyebutkan jika ledakan diakibatkan bom banting. muncul dugaan jika pemicu ledakan tersebut dirakit oleh salah seorang korban.
"Dugaan sementara korbn yang terluka parah, itu yang merakit," katanya.