Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Theo Yonathan Simon Laturiuw
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam dua hari kasus Akseyna Ahad Dori (18) akan diketahui. Polisi akan segera tahu apakah Akseyna dibunuh atau bunuh diri.
Petugas dari Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri kini tengah meneliti keaslian tulisan tangan Akseyna di surat wasiat yang diduga Ia tinggalkan sebelum tewas. Ini adalah salah satu harapan terakhir untuk menguak misteri kematian Akseyna.
Kepala Puslabfor Mabes Polri, Brigadir Jenderal Alex Mandalika, mengatakan, pihaknya sudah bisa memulai penelitian keaslian tulisan tangan Akseyna.
"Sebab hari ini penyidik sudah memberikan tulisan pembandingnya," ucap Alex ketika dihubungi Warta Kota, Kamis (16/4/2015).
Tulisan pembanding itu berupa tulisan tangan Akseyna dari tugas-tugas kuliah maupun catatan lain yang sudah pasti Ia tulis sendiri.
Menurut Alex, pihaknya butuh satu atau dua hari untuk menentukan keaslian surat wasiat yang ditulis Akseyna itu. Sehingga hari Sabtu atau Minggu sudah bisa diketahui hasilnya. Surat itu diteliti oleh Bidang Dokumen Laboratorium Forensik Mabes Polri.
Kasus Akseyna kini sedang menemui jalan buntu. Polisi di Polres Metro Depok kebingungan menentukan Akseyna tewas dibunuh atau bunuh diri. Dan satu-satunya petunjuk terakhir yang bisa menentukan itu adalah tulisan di surat wasiat yang Akseyna tinggalkan ini.
Namun, sebelumnya, hasil otopsi juga sudah menunjukkan adanya indikasi ke arah Akseyna dibunuh.
Sebelumnya, kepada Warta Kota, Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Musyafak, menyebut memang ada pukulan benda tumpul di beberapa bagian tubuh Akseyna. Itu ditunjukkan dengan luka memar.
"Bisa macam-macam pukulannya. Bisa akibat pukulan Stik atau tangan," ucap Musyafak, beberapa waktu lalu di ruang kerjanya. Namun, kata dia, tak menutup kemungkinan jejak pukulan itu disebabkan karena benturan lain.
Makanya Musyafak tak serta merta mau menyimpulkan Aksyena tewas akibat ada serangan terlebih dulu atau dibunuh.
"Tapi berdasarkan hasil forensik yang memang ada itu (ada jejak pukulan)," ucap Musyafak kepada wartawan ketika ditemui di ruang kerjanya, Selasa (14/4/2015).
Lebih lanjut, kata Musyafak, diketahui pula bahwa Aksyena belum tewas saat tenggelam. Sebab berdasarkan hasil otopsi ditemukan pasir dan air di dalam paru-paru korban.
"Itu artinya dia masih bernafas saat masuk ke dalam air," ucap Musyafak. Sebab apabila sudah meninggal saat ditenggelamkan, maka paru-parunya tak akan ada air apalagi pasir.
Namun, hasil forensik tak dapat mengetahui apakah Aksyena masuk ke air dalam kondisi pingsan atau sadar. Sebab orang pingsan dan sadar sama-sama bernafas.
Sebelumnya, Akseyna Ahad Dori (18) mahasiswa jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Indonesia (UI) ditemukan mengambang di Danau Kenanga UI, Depok, Kamis (26/3/2015).
Dia diduga menenggelamkan diri sendiri karena memakai tas berisi batu bata di dalamnya. Dari situlah dugaan Akseyna dibunuh atau bunuh diri jadi simpang siur. Apalagi begitu dokter forensik menemukan jejak pukulan di tubuh Akseyna.