TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Muhamad Prio Santoso alias Rio (24), pembunuh Deudeuh Alfi Sahrin alias Empi (26), dibekuk polisi Rabu (15/4/2015) dini hari pukul 03.30 di Batu Tapak, Bojonggede, Kabupaten Bogor di depan istrinya.
"Pelaku ditangkap kan pada Rabu dini hari, dia sedang tidur bersama istrinya," ucap Kanit I Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Budi Towoliu di Mapolda Metro Jaya, Rabu (15/4/2015).
Tim Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya mengetahui keberadaan Rio dengan melacak ponsel Empi yang dibawa kabur pelaku.
Wakil Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya AKBP Albert Sianipar mengatakan, setelah membunuh Empi, Rio membawa kabur empat unit ponsel, dan salah satunya diaktifkan setelah diisi dengan simcard miliknya. Dari situlah keberadaan Rio bisa terlacak oleh polisi.
"Jadi, kami selidiki dari handphone-nya. Simcard korban memang dibuang, tapi chip-nya di handphone kan masih bisa terlacak," ujar Albert dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, kemarin.
Dalam jumpa pers itu, Rio mengaku membunuh Empi karena tersinggung saat korban menyinggung bau badannya saat tengah berhubungan intim. Itulah yang menjadi alasan Rio membunuh Empi. Dan korban tewas karena kehabisan napas.
Rio juga mengaku sengaja mengambil tiga ponsel milik korban dan sebuah MacBook untuk dijual.
"Mau saya jual untuk berobat ibu saya," ucap Rio kepada Warta Kota, di Mapolda Metro, kemarin.
Rio mengaku sudah dua kali mengencani Empi sejak akhir Maret lalu. Tapi di kencan pertama Rio belum melihat Empi memiliki peralatan komunikasi yang begitu canggih.
"Saya baru lihat dia (Empi) punya barang mewah waktu itu (pembunuhan)," ucap Rio. Makanya, Rio berniat mengambilnya dan membawanya kabur.
Rio membunuh Empi Jumat (10/4/2015) pukul 20.00. Dia mencekik Empi hungga tewas karena kesal dibilang badannya bau saat berhubungan intim. Usai membunuh atau sekitar 15 menit kemudian (pukul 20.15), Rio melarikan diri dengan mengenakan topi dan masker.
Rio mengaku tak seorang pun yang menggedor kamar Empi saat ia ribut dengan korban karena mencoba melawan.
Saat Rio turun tangga di rumah kos, sempat berpapasan dengan seorang ibu. Namun, Rio tak bertegur sapa. Rio melintas begitu saja dengan berjalan kaki.
"Masker dan topi itu memang selalu saya bawa karena saya kan naik kereta. Dan setiap di kereta saya memang selalu pakai masker dan topi," ucap Rio kepada Warta Kota, di sela wawancara dengan beberapa televisi swasta.
Dari rumah kos, Rio menuju Stasiun Tebet. Setelah sempat agak lama di stasiun, sampai akhirnya Rio memilih pulang naik kereta ke Bojonggede.
Setelah tiga hari membunuh Empi dan kabur, Rio kembali memesan pekerja seks via Twitter, Senin (13/4/2015).
"Itu saya lakukan untuk menghilangkan jejak supaya polisi tidak curiga. Jadi saya tetap berlagak terus mendekati pekerja seks," jelas Rio.
Seperti diberitakan, Empi ditemukan tewas di kamar kosnya di Jalan Tebet Utara 15 C No 28 RT 007/RW 010, Tebet Timur, Jakarta Selatan, Sabtu (11/4/2015) pukul 19.00. Saat ditemukan, janda cantik beranak satu ini tanpa busana, mulutnya tersumpal kaus kaki dan leher terlilit kabel.
Atas perbuatannya Rio dijerat Pasal 338 dan Pasal 365 KUHP dengan ancaman 15 tahun penjara. (ote/bum/m3)