TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Crisis Centre Universitas Trisakti, Advendi Simangunsong menuntut truth of story dari kejadian 12 Mei 1998.
"Kami mau truth of story dari peristiwa yang terjadi 17 tahun yang lalu," ujar Advendi Simangunsong dalam keterangan yang disampaikan kepada awak media bersama Rektor dan Senat Mahasiswa Trisakti, Selasa (12/5/2015).
Ketua Organising Committee saat terjadi penembakan menerangkan saat itu Trisakti sedang melaksanakan aksi damai yang kemudian dibubarkan oleh aparat dan terjadi penembakan.
"Aksi damai kami ingin dibubarkan, setelah dialog lama dengan aparat, kami didorong ke dalam yang diikuti lemparan gas air mata dan tembakan," ungkap saksi hidup peristiwa tersebut.
Advendi juga menyatakan tidak mungkin prajurit menembak tanpa ada perintah atasan.
"Hingga saat ini belum ada atasan yang diseret ke pengadilan," ujarnya.