News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ahok Tinjau Lapak PKL di Monas Usai Jadi Inspektur Upacara

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Gusti Sawabi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah pedagang merapihkan dagangannya yang dijual PKL Monas di area Lenggang Jakarta, Kawasan Monas, Jakarta, Selasa (19/5/2015). Pedagang mulai menjajakan dagangannya di area Lenggang Jakarta yang merupakan lokasi relokasi untuk menampung 339 PKL di Kawasan Monas meski peresmiannya molor hingga setahun. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Laporan wartawan Tribunnews.com : Adi Suhendi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Usai menjadi inspektur upacara di Lapang IRTI Monas, Jakarta Pusat dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meninjau kios di kawasan Lenggang Jakarta.

Dikatakan dia, dirinya sengaja meluangkan waktu meninjau lokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) tersebut sebelum diresmikan Jumat (22/5/2015).

"Ini kan baru soft opening. Jadi saya mau pastikan bahwa yang dagang ini nama orang bersangkutan. Kalau dia tidak laku, tidak buka, disita. Jadi ini inkubator. Kami ingin orang yang usaha di sini bisa maju bisa punya modal sewa di mall sewa di food court yang lain," ungkap pria yang akrab disapa Ahok di IRTI Monas, Rabu (20/5/2015).

Mantan Bupati Belitung Timur ini ingin para PKL bisa naik kelas dengan tidak lagi tergantung kepada suplaier barang dagangan. Ia ingin di kawasan lenggang jakarta tersebut PKL bisa menjajakan berbagai jenis makanan dan minuman.

"Kalau jual bakso, bakso semua akhirnya saingannya tidak bagus. Kita bikin variasi kita latih," katanya.

Ia ingin para PKL bisa berkembang, dincontohkan suami Veronica Tan ini seorang PKL yang sudah maju di kawasan tersebut ditarget keuntungannya Rp 12 juta jika berjualan di kawasan Lenggang Jakarta.

Setelah berkembang, ditantang lagi PKL-nya berani tidak kredit Rp 100 juta untuk anak, menantu, cucu, atau cicitnya usaha di tempat lain dengan menjaminkan tempat dagangnya.

"Tempat usahanya, orang yang waras tidak mau disita tempat usahanya kan. Saya yang kontrol ditempat dagang. Begitu tidak mau bayar saya sita. Lalu bagaimana bayarnya tagih terus sama dia. Sambil nagih, orang yang mau jualan di tempat dia kan banyak nih berani bayar hutang temanmu tidak, kalau berani kamu ambil. Kita lelang. Ini yang membuat perekonomian maju," ungkapnya.

Ahok tidak ingin PKL di Jakarta dilatih menjadi kuli pabrik dengan diberikan gaji sesuai Upah Minimum Provinsi (UMP). Gaji sebesar Rp 2,7 juta hanya untuk orang lajang saja.

"Anakmu kalau sekolah tiga orang saja, Rp 800 ribu habis kamu. Kamu harus ada usaha diatas Rp 6 juta sampai Rp 7 juta. Kalau begitu dia bisa tidak beli rumah di pinggiran kota naik kereta api? Bisa. Nah ini yang mau kita kejar," ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini