TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama selama ini dianggap emosional karena kerap marah di hadapan anak buahnya.
Kini ia memiliki cara tersendiri untuk meredam amarahnya supaya bisa menyejukkan pikirannya disaat darahnya mulai mendidih.
Saat memberikan arahan dalam Konsultasi Publik Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016 di Balai Kota, Ahok harus bisa menahan emosinya karena banyak jajarannya yang mengulur-ulur waktu melakukan pembangunan di ibu kota.
"Kita diulur-ulur, santun semua pejabatnya," ungkap Ahok.
Dikatakannya selama ada transparansi, maka pengawasan pembangunan akan lebih baik.
Meskipun demikian, Ahok mengaku bila apa yang dilakukannya tidak sempurna karena masih ada PNS yang bermain melakukan tarik ulur. Hal tersebut yang membuatnya harus lebih bersabar dalam mewujudkan Jakarta Baru.
"Saya harus jaga-jaga perasaan, supaya saya tidak jadi gila atau saya jadi ekstrim, terlalu parah," katanya.
Bukan hanya menjaga perasaannya, tetapi mantan Bupati Belitung Timur ini pun harus menjaga hatinya. Untuk itu, ia pun meminta ajudannya bukan hanya bisa menjaga keselamatannya, tetapi juga mesti bisa meredam emosi dirinya.
"Saya bilang sama ajudan saya, kamu enggak cuma jaga nyawa saya, kamu mesti jaga emosi saya," ungkapnya.
Selain itu, dirinya pun mempunyai cara tersendiri untuk meredam emosinya dengan berlama-lama di toilet ruang kerjanya.
"Jadi jangan heran saya suka masuk ke toilet duduknya agak lama, tuh ngintip di kaca itu. saya simpan bunga anggrek, dengan cara itu saya bisa duduk tenang, supaya emosi saya bisa turun," ujarnya.
Ia pun meminta masyarakat membantu dirinya melakukan pengawasan, agar uang yang dikumpulkan dari masyarakat tidak diselewengkan.
"Bapak ibu itu bantu kami awasi betul apa yang dilakukan di DKI, karena ini uang bapak ibu, pajak yang dipungut ini, awasi betul ini uang-uang ini, supaya kita tidak sia-sia, termasuk menyusun RKPD ini, sesuai dengan harapan kita semua," ujar Ahok.