TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan penghargaan terhadap Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang biasa disebut Prof Dr Hamka atau Buya Hamka. DKI akan menamakan Jalan Layang Casablanca, Jakarta Selatan, yang diabadikan dengan nama Jalan Prof Dr Hamka.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan bahwa pemberian nama tersebut sebagai bentuk penghargaan. Bahkan nantinya, di smart city, DKI akan memberikan informasi mengenai sejarah nama jalan maupun patung yang ada di Jakarta.
"Orang kasih (nama pahlawan -red) itu dalam rangka penghargaan. Menghargai supaya generasi berikut itu kenal orang ini siapa. Sekarang kita mulai bikin nih, patung ini sejarahnya apa. Di Smart City mulai dikeluarin nih jadi orang bisa tahu ini patung siapa dan sejarahnya apa," kata pria yang akrab disapa Ahok itu, dalam acara "Ketuk Pintu Layani dengan Hati" di rusunawa Pinus Elok, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, Minggu (24/5/2015).
Ahok melanjutkan, Patung Sudirman sendiri, pernah diprotes keberadaannya karena tidak ada yang tahu sejarahnya. "Patung Sudirman pernah diprotes loh, kenapa patung jenderal begitu hebat, ditaruh di jalan kayak polisi (sambil hormat -red)," kata dia.
Sementara itu, Wagub Djarot Saiful Hidayat mengatakan bahwa pemberian nama jalan tersebut bukan hanya sekadar administrasi maupun penempelan saja. Namun, agar nantinya, nama yang diberikan tersebut, bisa menjadi teladan.
Penamaan Jalan Prof. Hamka di ruas JLNT Casablanca, sesuai SK Gubernur pada Oktober 2014. Penamaan itu pun sudah melewati kajian Badan Pertimbangan Pemberian Nama Jalan, Taman, dan Bangunan DKI.
"Kalau masalah peresmiannya bukan wewenang saya. SK-nya juga sudah ada sejak zaman Pak Jokowi memimpin sebagai Gubernur," kata Yusmada Faizal, Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, ketika dihubungi Warta Kota, Minggu (24/5/2015).
Menurut Yusmada, siapapun bisa mengajukan penamaan dengan nama-nama pahlawan. "Siapapun bisa mengajukan penamaan jalan, sebagai bentuk penghargaan kepada pahlawan. Baik nama jalan maupun gedung," kata dia.
Seperti diketahui, Buya Hamka memiliki nama lengkap Prof. DR. H. Abdul Malik Karim Amrullah. Pemilik nama pena Hamka ini, lahir di Nagari Sungai Batang, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, 17 Februari 1908. Ulama besar ini meninggal di Jakarta, 24 Juli 1981 pada umur 73 tahunm
Buya Hamka juga merupakan seorang sastrawan. Ia melewatkan waktunya sebagai wartawan, penulis, dan pengajar.
Karyanya yan terkenal adalah "Tenggelamnya Kapal Van der Wijck" dan "Di Bawah Lindungan Kabah".
Penulis: Mohamad Yusuf