TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 akan dilaksanakan dalam hitungan bulan. Untuk menghadapi itu tenaga kerja di dalam negeri harus mendapat peningkatan dan pengakuan agar bisa bersaing dengan tenaga asing lainnya.
Dari sisi kedokteran, Direktur Jendral Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Akmal Taher, mengungkapkan kualitas Rumah Sakit (RS) tidak akan kalah dengan milik asing saat ini.
Hal yang paling penting adalah kualifikasi dan sertifikasi yang akan diberikan untuk RS dan meningkatkan pelayanan.
"Nggak kalah, yang penting ini kualifikasi sama atau nggak, tidak ada rugi atau untung," ujar Akmal, Selasa (26/5/2015).
Melalui Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) membantu rumah sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien melalui akreditasi.
KARS pun telah melakukan pelantikan 147 orang surveyor dalam rangka mempersiapkan kecukupan surveyor menghadapi tugas melakukan akreditasi pada rumah sakit di seluruh Indonesia.
"Ini merupakan keseriusan dan dedikasi tim kami berinovasi meningkatkan kesadaran rumah sakit di Indonesia, untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik melalui akreditasi," ungkap Ketua Eksekutif KARS Sutoto.
Dengan adanya pengakuan dari ISQua KARS pun sadar untuk menjadi badan akreditasi berkelas dunia yang independen. Dari total 2.415 unit RS di Indonesia, KARS masih banyak harus memberikan banyak akreditasi.
"Tentunya tugas kami masih panjang untuk mengedukasi dan menyakinkan mereka untuk mengurus akreditasi," jelas Sutoto.
Saat ini KARS telah menyediakan sejumlah 304 orang surveyor yang siap untuk melakukan akreditasi pada 2015 rumah sakit di seluruh Indonesia.