News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ahok: 'Biasa Orang Kayak Gitu, Mau Bilang Apa'

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ribuan warga yang mengaku dari Kawasan Pinangisa Ancol, geruduk kawasan rumah Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Perumahan Pantai Mutiara, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (26/5/2015).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menegaskan rumah warga yang berada di bantaran Kali Anak Ciliwung tetap harus dibongkar.

"Ya saya pikir, biasa ya orang kayak gitu mau bilang gimana. Kan mereka udah datang ke sini waktu itu. Mereka minta setelah ujian nasional baru akan pindah. Sekarang kalau tunggu-tunggu lagi, pasti alasannya mau tunggu lebaran, bertahun-tahun," kata Ahok, di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (27/5/2015) pagi.

Hal itu disampaikan Ahok untuk menanggapi aksi unjuk rasa warga Pinangsia, Tamansari, Jakarta Barat yang menyambangi kediaman Ahok di Pantai Mutiara, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (26/5/2015) malam.

Bahkan, ratusan warga yang emosi itu sempat menjebol pagar perumahan Ahok.

Rencananya, Pemprov DKI akan menggusur ribuan rumah yang ada di bantaran Kali Anak Ciliwung. Yakni, rumah warga Pinangsia, Tamansari, Jakarta Barat, dan rumah warga di Pademangan, Jakarta Utara.

Kali Anak Ciliwung melintasi dua wilayah itu. Sasaran pertama adalah rumah warga PInangsia, Tamansari.

Ahok menjelaskan atas penggusuran yang dilakukan terhadap ratusan warga tersebut, demi kepentingaan warga lainnya agar tidak kebanjiran.

Pasalnya, mereka tinggal di bantaran kali yang membuat lebar kali menyempit.

"Prinsip kita sederhana saja. Kamu liat saja Gunung Sahari, Pasar Ikan kita sudah pasang pompa. Jadi air Kali Ciliwung dilepas, saat air dari Manggarai kepenuhan. Kalo dilepas, supaya Istana Negara nggak terendam, air mesti dibuang juga ke Gunung Sahari," kata Ahok.

"Kalau buang air ke Gunung Sahari itu kan kapasitas terbatas. Nah di jembatan merah itu ada jalan, ada sungai 2,8 kilometer masuk ke Pasar Ikan. Kalo Pasar Ikan nggak sanggup, (air dialirkan) masuk ke Waduk Pluit. Nah 2,8 km ini yang didudukin (dihuni-Red) sampai (sungai) tinggal satu meter hingga dua meter lebarnya, dangkal. Nah sekarang kamu mau 10 juta orang ngalamin susah atau pindahkan mereka?" tegasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini