News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kemenhub: Ojek Bukan Angkutan Umum, Jadi Tak Ada Asuransi

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga mencoba fitur terbaru aplikasi GO-JEK di kawasan Tulodong, Jakarta, Selasa (20/1/2015). Sebagai perusahaan startup baru yang menyediakan layanan inovatif memadukan aplikasi selular dan sistem kemitraan dengan penyedia layanan ojek, GO-JEK optimis dapat menjadi yang terdepan dalam menyediakan layanan transportasi dan logistik yang praktis, cepat dan aman bagi pelanggan. THE JAKARTA POST / JERRY ADIGUNA

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di berbagai daerah di Indonesia, termasuk kota-kota besar layaknya Jakarta, keberadaan ojek bagi masyarakat bisa dibilang sangat penting.

Bahkan, untuk menembus kemacetan Jakarta, ojek dinilai moda transportasi yang paling efektif.

Namun, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, ojek tidak tercantum sebagai angkutan umum.

"Angkutan Umum di dalam Undang-undang itu kan ada syaratnya salah satunya terkait kapasitas angkut," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Djoko Sasono di Jakarta, Selasa (26/5/2015) malam.

Meski begitu, Kemenhub tak tutup mata akan fenomena menjamurnya ojek saat ini. Namun, Kemenhub tak mau tergesa-gesa memasukkan ojek menjadi angkutan umum sekaligus membuat aturannya.

"Kita sarankan masyarakat untuk memilih angkutan umum yang memang diatur dalam UU karena diatur asuransinya segala macem. Bagi mereka yang menggunakan transportasi seperti itu nanti kalau ada apa-apa ya tidak ditanggung," kata dia.

"Memang ada fenomena di masyarakat bahwa seperti itu. Tapi kembali lagi itu akhirnya adalah pilihan masyarakat ya," ucap Djoko.(Yoga Sukmana)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini