TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Biksu Nyanagupta mengomentari soal pengungsi Rohingya. Menurut dia, kasus yang terjadi di Myanmar terhadap Rohingya tidak mewakili umat Buddha secara keseluruhan.
"Kita harus melihat dengan jernih. Kasus Rohingya terjadi beberapa tahun lalu. Ini tidak mewakili seluruh umat Buddha, bahkan tidak mewakili umat Buddha Myanmar sekali pun," kata Biksu Nyanagupta di Wihara Ekayana, Jakarta Barat, Selasa (2/6/2015) pagi.
Biksu dari Wihara Ekayana Arama, Nyanagupta menyebut pelaku kekerasan terhadap Rohingya merupakan salah satu oknum. Bahkan, oknum tersebut juga sudah dihukum.
Biksu yang saat itu memakai pakai berwarna oranye dan merah tersebut juga meminta pemberitaan media harus objektif. Sebab, harus diakui bahwa pada setiap agama ada unsur ekstrimis.
"Bahwa di dalan setiap agama ada unsur-unsur ekstrimis. Unsur-unsur ekstrimis itu tidak mewakili agama secara keseluruhan," kata Nyanagupta.
Misalnya, Nyanagupta menyebut, di agama Islam ada kelompok ISIS, Al-Qaeda. Umat Kristen dan Katholik juga ada kelompok-kelompok radikal.
"Tentu tidak senang jika umat Islam dikaitkan dengan ISIS," kata Nyanagupta.
Apalagi, kata Nyanagupta, Agama Buddha mengedepankan kedamaian. Jika ada umat Buddha yang melakukan kebencian, maka umat tersebut tidak mengerti ajaran Buddha.(Kahfi Dirga Cahya)