TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Matahari belum menampakkan sinarnya, ratusan orang sudah berkumpul di Ruang Serba Guna 1 Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Selasa (9/6/2015).
Sebagian orang berseragam putih hitam, sementara sebagian lagi mengenakan pakaian batik. Mereka merupakan Petugas Panitia Penyelenggara Haji yang akan ditempatkan di Arab Saudi untuk musim haji tahun 2015.
Mereka berkumpul untuk melaksanakan gladi posko setelah sebelumnya menerima materi selama enam hari terkait penyelenggaraan, pelayanan, dan perlindungan jamaah haji di Arab Saudi. Petugas Haji dibagi dalam tiga wilayah kerja, diantaranya Mekkah, Jeddah, dan Madinah.
Dalam simulasi tersebut, panitia ingin memastikan hasil pelajaran yang diserap calon petugas haji dalam memberikan jamaah haji saat berada di Arab Saudi pada musim haji tahun ini.
806 peserta dibagi menjadi petugas dan jamaah haji dalam simulasi tersebut, Petugas haji menggunakan pakaian hitam putih, sementara jamaah menggunakan baju batik.
Proses simulasi dimulai dengan persiapan petugas di posisi masing-masing, mulai dari petugas bandara Madinah, petugas bandara Jeddah, dan petugas Mekkah. Gelombang Pertama, jamaah akan masuk melalui Madinah pada 21 Agustus 2015.
Dalam simulasi tersebut panitia sengaja mensekenariokan sedimikaan rupa untuk menguji para petugas dengan berbagai permasalahan seperti keluhan nasi basi, pelayanan buruk, sakit, bahkan jamaah yang mendadak terkena serangan jantung.
Di Daerah Kerja Madinah, sejumlah petugas bandara menyambut kedatangan jamaah. Mereka harus bisa meredam berbagai emosi jamaah yang marah dan kesal dengan berbagai keluhannya.
Bahkan saat pendataan di ruang kerja sektor, peserta yang menjadi jamaah menskenariokan kemarahannya dengan menggebrak-gebrak meja. Petugas pun berusaha melayaninya dengan terlebih dahulu meredam emosi jamaah.
Keluhan paspor hilang hingga penginapan harus bisa dijelaskan petugas secara baik kepada jamaah yang emosi supaya berjalan lancar.
Ketua Panitia Penyelenggara Pembekalan Panitia Ibadah Haji Arab Saudi Tahun 2015 Khoirizi menjelaskan bila pembekalan bagi petugas haji tersebut penting, karena diberangkatkan ke Arab Saudi petugas bukan untuk berleha-leha.
"Sepuluh hari ini (untuk pembekalan) sangat terbatas. Kalau tidak penting buat apa. Orang tahunya anggarannya besar," katanya saat ditemui wartawan.
Memang butuh komitmen dari para calon petugas. Khoirizi khawatir calon petugas haji tidak punya komitmen untuk melayani para jamaah.
"Kalau hanya ibadah, tidak ada pikiran untuk pelayanan. Ketika dia mengutamakan ibadah maka dia bisa meninggalkan tugas. Kita ingin petugas harus mengutamakan jamaah, proaktif melayani jamaah. Semua petugas harus bisa melayani, apa pun profesinya," ungkapnya.
Dalam simulasi tersebut, digambarkan secara jelas perjalanan kedatangan hingga kepulangan jamaah haji, termasuk alur prosesi haji, jamaah haji saat puncak musim haji di Arafah hingga Mina.
Tahun ini akan ada 168.800 jamaah haji yang berangkat ke Arab Saudi. Di sana jamaah akan dilayani 806 petugas haji dan 534 temus. Sehingga satu orang petugas melayani 400 jamaah perbandingannya.
"Ini kesulitan tersendiri. Secara personal petugas berbeda-beda, baik secara modal dan mental. Makanya kita sinkronisasi lewat pembekalan dan gladi posko. Ada akting-akting itu supaya terlatih," ujarnya.