TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aparat Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta kembali merazia pedagang kaki lima (PKL) di dalam kompleks Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Selasa (16/6/2015). Mereka mengejar dan menyita barang-barang dagangan sehingga membuat pedagang lari kocar-kacir menyelamatkan barang-barang milik mereka.
Peristiwa itu terjadi tak jauh dari lapangan parkir IRTI Monas. Puluhan petugas satpol PP yang menumpang truk dan mobil minibus mengejar para pedagang hingga ke pintu pagar Monas. Para pedagang, baik wanita dan pria, pedagang asongan maupun gerobak, berusaha kabur dai kejaran aparat dengan menaiki pagar luar berjeruji di Monas.
Di Jalan Medan Merdeka Selatan, beberapa pedagang yang telah berhasil keluar membantu temannya menaiki pagar. Ada pula yang membantu mengambil dagangan temannya yang masih di dalam melewati pagar.
Sebagian pedagang yang terdiri dari wanita itu tak bisa berbuat banyak. Sebagian pasrah karena tak dapat melewati pagar setinggi kurang lebih 3 meter itu.
Seorang pedagang wanita berbaju coklat dan celana panjang loreng tampak menghampiri aparat satpol PP yang sedang mengangkat gerobak bakso miliknya. Ia menjerit histeris saat petugas mengosongkan gerobak dari piring, gelas, kompor, dan perkakas lain. Gerobak itu dan gerobak-gerobak milik pedagang lain diangkut ke dalam truk satpol PP. Wanita tersebut histeris dan menangis melihat petugas yang menyita gerobak kayu miliknya.
"Sudah, sudah, sudah. Hancurin saja sekalian, hancurin saja," jerit perempuan itu sambil membanting gelas dan piring hingga pecah di aspal. Petugas satpol PP mencoba menenangkan pedagang tersebut.
Satpol PP juga mengamankan gerobrak milik penjual ketoprak. Gerobrak dan peralatan lain milik pedagang diangkut dalam beberapa truk satpol PP. Petugas juga membongkar dagangan yang disembunyikan PKL.
Penertiban tersebut berlangsung cepat. Setelah sebagian besar barang PKL memenuhi truk, petugas satpol PP langsung melesat keluar melalui pintu masuk parkiran IRTI.
Kepala Satpol PP DKI Kukuh Hadi Santoso belum dapat dimintai keterangan mengenai hal ini. Beberapa kali dihubungi, Kukuh tak menjawab panggilan di ponselnya.
Penulis: Robertus Belarminus