TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Maksud hati ingin berburu takjil dan membeli makanan untuk berbuka puasa, seorang buruh bangunan bernama Tohirun harus memegang nyawa.
Warga Purbalingga ini tewas dihantam Metromini S 75 dengan nomor polisi B 7714 VH di Jl Raya Suryo Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, tepatnya di depan lapangan Blok S, Minggu (28/6/2015) pukul 16.15 WIB.
Menurut pengakuan dari teman Tohirun yang sesama pekerja bangunan, memang sore itu temannya hendak membeli makan untuk berbuka. Tapi naas, pria paruh baya ini malah ditabrak dari belakang oleh metromini yang dikendarai oleh Rifandi (17) warga Depok.
"Dia teman saya pak, dari kampung. Kerja bangunan. Saya mau ikut antar jenazahnya ke rumah sakit," kata seorang rekan Tohirun sambil naik ke mobil ambulans yang membawa jenazah tersebut ke rumah sakit terdekat.
Saksi mata, Ari Basuki sekaligus satpam di pusat perbelanjaan Khasanah Muslim, Al-fira, mengaku memang beberapa kali melihat Tohirun melintas di tempatnya bekerja.
"Saya tidak kenal korban, tapi si dia beberapa kali lewat sini mau beli makan. Kasihan umurnya sudah diatas 50 tahun, orangnya kurus," ujar Ari di lokasi kejadian.
Saat diminta menceritakan peristiwa tragis tersebut, Ari menuturkan aksi itu dimulai karena ulah sopir metromini yang ugal-ugalan demi mendapat penumpang.
Kejadian berawal saat metromini melintas dari Senopati menuju ke arah lapangan blok S tepatnya di jalur kiri. Tiba-tiba dari arah kanan melintas sebuah motor vega R yang hendak memotong jalur metromini berbelok ke kiri.
Lalu sopir metromini berupaya menghindari motor dan banting stir ke kanan hingga menabrak sebuah pohon besar di trotoar. Tepat di depan itu, Tohirun sedang berjalan santai di trotoar.
Sayangnya Tohirun tidak bisa menghindar hingga dirinya ditabrak dari belakang lalu terpental dan terseret hingga 10 meter ke aspal. Usai itu, metromini kembali banting stir ke kiri.
Dan metromini menabrak tembok samping lapangan bola Blok S. Usai menabrak tembok itu, metromini langsung berhenti dan roda belakangnya nyangkut di gorong-gorong.
"Korban sudah saya peringati, saya teriak awas pak, awas di belakang ada metromini. Tapi tidak sempat menghindar dan ditabrak. Belasan penumpang di dalam metromini juga pada luka-luka," terangnya.
Sementara itu, usai kejadian sopir yang diketahui tidak memiliki SIM dan STNK itu hendak kabur karena takut diamuk massa. Beruntung sang sopir berhasil ditangkap warga setempat.
Usai ditangkap, sopir langsung diamankan untuk diperiksa dan mempertanggung jawabkan perbuatannya. Anggota unit Laka Lantas Polres Jakarta Selatan juga sudah melakukan olah TKP dan memeriksa para saksi.
Kasat Lantas Polres Jakarta Selatan, AKBP Sutimin mengatakan saat ini kasusnya ditangani Unit Laka Lantas Polres Jakarta Selatan. Dan sopir kopaja masih diperiksa intensif.
"Sopirnya masih diperiksa, masih dicari tahu penyebab kecelakaan. Sementara jenazah korban sudah dibawa ke Rumah Sakit terdekat," tambah Sutimin,