TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Terminal Antar Kota Antar Provinsi Kampung Rambutan Laudin Situmorang mengeluhkan keberadaan terminal bayangan. Dirinya berharap lokasi tersebut segera ditertibkan.
Pasalnya, akibat keberadaan terminal ilegal itu, penumpang di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur menurun.
Menurutnya, kerugian sangat dirasakan baik oleh pihak terminal dan PO bus yang lain.
"Terminal rugi, PO yang sudah tertib pun rugi. Bagaimana tidak? Mereka itu tidak resmi. Naik turunkan penumpang saja di pinggir jalan, sembarangan. Dengan tarif pun sering seenaknya," kata Laudin kepada wartawan di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Kamis (16/7/2015).
Dirinya meminta, Sudin Perhubungan Jakarta Timur bersama pihak kepolisian untuk bekerja sama dalam mengurus keberadaan terminal bayangan itu.
"Harus dikosongkan terminal bayangan itu. Jangan dibiarkan, harus dikontrol. Kami semua harus bekerja sama dalam melakukan itu. Khusus dari Terminal Kampung Rambutan, kami berharap supaya terminal bayangan itu ditertibkan," katanya.
Selain membuat kemacetan, kata Laudin, keberadaan terminal bayangan seperti yang ada di Pasar Rebo itu dapat membahayakan nyawa penumpang.
Pasalnya, bus-bus yang masuk ke terminal bayangan tidak ada kepastian kalau kendaraannya laik jalan.
Menurutnya, penumpang yang naik dan turun di terminal bayangan, membuat pihak terminal resmi, seperti Terminal Kampung Rambutan sulit memantau arus mudik dan balik saat Lebaran. Dia mengatakan beberapa PO bus sudah mengeluhkan soal terminal bayangan padanya.
"Ya habis mau bagaimana? Kewenangan kita hanya 300 meter dari terminal. Tidak sampai lah itu. Harus kerja sama dengan pihak terkait seperti sudinhub dan kepolisian untuk tindak itu. Kita juga jadi sulit kontrol dan pantau data arus Lebaran," katanya.