“Pemerintah harus memberikan dana untuk dukungan psikososial, untuk dukungan gizi anak, lalu mendirikan panti khusus,” ujar Natasya.
Natasya menuturkan, saat ini kebutuhan anak-anak dengan HIV adalah adanya program dukungan psikososial bagi pengasuh mereka.
Contoh dukungan psikososial antara lain konseling dan kelompok dukungan sebaya.
Masyarakat juga harus mendapatkan edukasi supaya juga mau ambil bagian dalam merawat anak-anak ini.
“Contoh mudahnya, jika kakek atau nenek sakit, maka tetangga yang sudah tahu status anak itu bisa membantu perawatan anak selama kakek atau nenek mereka sakit,” kata Natasya.
Terkait panti khusus, Natasya mengatakan saat ini di Indonesia belum ada tempat penampungan bagi anak-anak dengan HIV yang benar-benar sudah tidak memiliki pengasuh.
Ketiadaan tempat penampungan ini membuat anak-anak tersebut menjadi terbengkalai.
“Mereka menjadi anak jalanan, terlibat criminal, penggunaan obat-obatan terlarang, serta seks bebas. Mereka pun jadi menularkan HIV,” ungkapnya. (*)