TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menumpahkan kemarahannya saat memberikan sambutan dalam acara pembukaan JakBook and Edu Fair, Senin (27/7/2015) sore yang dilaksanakan di Parkir Timur Senayan Jakarta.
Pria yang akrab disapa Ahok tersebut geram setelah mendengar laporan bila buku dan perlengkapan sekolah yang dijual di pameran tersebut lebih mahal dari harga di pasaran.
Mantan Bupati Belitung Timur tersebut awalnya berharap acara tersebut bisa meringankan siswa peserta Kartu Jakarta Pintar (KJP). Tetapi dengan harga-harga yang lebih mahal, Ahok kecewa.
Ahok memang agak terlambat datang ke acara tersebut. Diagendakan dirinya menghadiri dan membukan acara tersebut pukul 16.00 WIB. Tetapi ia baru sekitar pukul 16.30 WIB tiba di lokasi. Ahok pun langsung digiring ke tenda acara pembukaan tanpa meninjau terlebih dahulu pameran tersebut.
Usai mendengarkan sambutan dari Ketua Panitia Pelaksana Pameran tersebut dan perwakilan Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), saat giliran Ahok sambutan yang harusnya dilanjutkan kata-kata pembukaan dari sang gubernur, justru tidak dilakukan Ahok.
Mengawali sambutannya Ahok tampak memindahkan penyangga mikrofon yang akan digunakannya dan suami Veronica Tan tersebut menggunakan mikrofon tanpa menggunakan penyangga. "Pak Jokowi sering pakai begituan karena beliau rock, kalau dangdutan begini," ucap Ahok mengawali sambutannya.
Ia pun menjelaskan kenapa dirinya terlambat datang dalam acara tersebut dalam sambutannya. Ayah tiga anak ini ternyata sebelum datang ke lokasi pameran menemui orangtua siswa di Balai Kota yang protes dengan pameran tersebut.
Ia pun lantas menceritakan alasan kenapa di DKI siswa tidak mampu diberikan KJP. Setelah dibenahi untuk menekan penyalahgunaan penggunaan uang KJP dengan pembatasan penarikan tunai, Ahok berharap seluruh siswa peserta KJP bisa membeli buku dan perlengkapan sekolah lainnya lebih murah di pameran tersebut dengan alasan 485 ribu orang akan datang ke acara Pameran untuk membeli buku dan perlengkapan sekolah.
"Ini pikiran saya, kalau dahulu ada 350 ribu pengunjung, ini saya tambah 485 ribu orang yang akan datang kan pengunjung akan lebih banyak, harusnya bisa dapat potongan harga lebih besar," kata Ahok.
Tetapi ternyata tidak, justru harganya lebih mahal dibandingkan harga di toko.
"Harga di sini lebih mahal, bohong kalau lebih murah. Saya kecewa sekali dengan ini," ucapnya.
Ahok tidak asal mengungkapkan hal tersebut, ia ternyata membawa secuir kertas yang ternyata bon pembelian seseorang. Ia menuturkan di pameran JakBook and Edu Fair harga satu box pulpen yang di toko biasa Rp 30 ribu, di pameran tersebut dibandrol Rp 40 ribu. Kemudian buku tulis kampus di pameran tersebut dihargai Rp 42 ribu sedangkan di toko biasa Rp 37 ribu. Kemudian satu pak buku gambar dihargai Rp 55 ribu, kalau di pasar Tanah Abang dikatakan Ahok bisa didapat dengan harga Rp 27 ribu.
"Ini tidak pantas harusnya di sini lebih murah," ujarnya.
Kemudian Ahok pun melanjutkan dengan harga tas yang jauh lebih mahal dibanding dengan harga di toko biasa. Harusnya dengan harga Rp 75 ribu sudah dapat sebuah tas, tetapi dipameran tersebut harganya mencapai Rp 170 ribu. Ahok pun menyerukan Dinas Pendidikan tidak perlu lagi mengarahkan siswa datang ke acara pameran tersebut atas temuannya.
"Saya mohon maaf atas pameran ini. Jadi bapak-bapak dan ibu-ibu tidak perlu lagi datang ke sini belanja," katanya.
Ia menganjurkan lebih baik membeli buku dan perlengkapan sekolah lainnya di toko biasa dengan melihat ada pembayaran untuk BCA atau Kartu Prima serta ATM bersama karena kartu KJP tersebut seperti ATM yang bisa digunakan untuk kartu debit.
"Sekali lagi saya mohon maaf, kalau mau cari lawan jangan cari saya. Kalau mau kerja sama dengan DKI jangan dzolimi warga DKI yang susah. Ini yang (membuat) saya marah," ungkapnya.
Kata-kata terakhir Ahok pun tidak memberikan kalimat pembukaan ia turun dari panggung dengan raut kekecewaan. Sehingga pembawa acara yang menyambung bila acara tersebut sudah dibuka. "Dengan demikian acara JakBook and Edu Fair dibuka," ucap pembawa acara.