TRIBUNNEWS.COM, GARUT - AK alias AW (38) dan Hayriantira (37), asisten Presiden Direktur XL, memesan kamar nomor lima di Hotel Cipaganti, Jawa Barat, Kamis (30/10/2014). Mereka memesan dengan nama palsu.
"Mereka pesan atas nama Gerry," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Garut Ajun Komisaris Esti Prasetyo di Hotel Cipaganti, Garut, Jawa Barat, Kamis (6/8/2015).
Saat itu, diketahui pihak hotel tidak menerapkan pengambilan kartu tanda penduduk (KTP) bagi kedua penyewa hotel. Hal itu pun semakin menyulitkan penelusuran mengenai identitas.
"Hotel tidak menerapkan KTP. Jadi ini tanpa identitas. Dari pengakuan hotel, itu nama palsu laki-lakinya," kata Esti.
Hayriantira dinyatakan hilang sejak November 2014. Keluarga korban berusaha mencari dan akhirnya melapor ke polisi pada April 2015.
Saat hilang, Hayriantira bekerja sebagai asisten Presiden Direktur XL yang dipimpin oleh Hasnul Suhaimi. Saat ini jabatan presiden direktur dipegang oleh Dian Siswarini.
Setelah ditelusuri, Hayriantira dinyatakan dibunuh oleh teman dekatnya, AK, pada Kamis (30/10/2014) di Garut, Jawa Barat. Saat ini motif AK adalah terkait persoalan pribadi.(Kahfi Dirga Cahya)