News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga Daging Sapi Melambung

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TERUS NAIK - Pengunjung berbelanja daging sapi di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Rabu (15/7). Menjelang Lebaran sejumlah harga kebutuhan pokok terus merangkak naik, seperti halnya daging sapi di pasar ini terus naik dari Rp 100.000 per kg di awal Ramadan menjadi Rp 130.000 per kg. Diprediksi pada H-1 Lebaran harganya akan menembus Rp 150.000 per kg. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Pembatasan kuota daging sapi impor oleh Pemerintah Pusat berujung pada kenaikan harga daging sapi di seluruh pasar nusantara. Tidak terkecuali pasar di wilayah Jakarta Pusat, harga daging terpantau mengalami kenaikan hingga seharga Rp 130.000 per kilogram.

Kenaikan harga daging sapi lokal tersebut seperti yang terlihat di Pasar Senen maupun Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (9/8). Sejumlah pedagang yang terliha masih bertahan berjualan mengaku jika kenaikan harga daging sudah berada pada tingkat agen atau distributor, yakni berkisar mulai dari Rp 120.000 hingga Rp 125.000 per kilogram.

Harga tersebut pun disebutkan merata pada seluruh Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yang merupakan pemasok utama daging sapi ke wilayah DKI Jakarta, seperti Cakung, Jakarta Timur serta Tangerang, Banten dan Cibinong, Bogor. Seluruhnya mengalami kenaikan sebesar Rp 35.000 hingga Rp 40.000 per kilogram dari sebelumnya seharga Rp 90.000 per kilogram.

"Kita juga heran kenapa daging mahal sekarang, padahal stok daging banyak. Ketahuannya itu dari tawaran agen, kalau kita pesen berapa aja bisa. Cuma ya gimana mau mesen, harga tinggi begitu, langganan juga pasti sepi tahu harga daging lagi mahal," ungkap Edi (52) pedagang daging di Pasar Senen, Jalan Stasiun Senen, Senen, Jakarta Pusat, Minggu (9/8/2015).

Atas hal tersebut, dirinya pun memperkirakan jika kenaikan harga daging pada awal pekan Agustus 2015 ini adanya penyelewengan, baik pada tingkat agen atau distributor. Pasalnya, kenaikan harga dinilainya tidak wajar, sebab kenaikan harga terjadi saat kondisi pasar stabil, stok daging sapi yang berlimpah ataupun permintaan yang relatif rendah pasca Lebaran.

"Kalau saya pikir pasti ada permainan, soalnya nggak ada apa-apa harga bisa naik parah. Jadi bisa dilihat sendiri, karena (daging-red) mahal, banyak pedagang yang juga males jualan. Soalnya daripada jualan rugi karena nggak ada yang beli, mendingan libur dulu sampai benar-benar harganya stabil lagi," tutupnya menunjuk los daging dan ikan Pasar Senen.

Sepi Jualan

Sepinya pedagang daging tidak hanya terjadi di Pasar Senen, pemandangan serupa pun terjadi di Los daging dan ikan lantai dasar Blok G Pasar Tanah Abang, Minggu (6/8). Sejumlah los yang merupakan lapak pedagang daging terlihat kosong, terhitung hanya sebanyak dua orang pedagang yang bertahan untuk tetap berjualan.

"Sepi banget, seharian ini aja belum ada yang beli. Padahal kalau biasanya jualan bisa tiga puluh kilo (kilogram-red) sehari, kalau sekarang boro-boro (sedikitnya-red), lima kilo aja sudah mujur," ungkap Mardi (45) pedagang daging Blok G Pasar Tanah Abang.

Sepinya pelanggan diakuinya memang beralasan, sebab kenaikan harga daging secara langsung mempengaruhi daya beli masyarakat. Sehingga, pelanggan dikatakannya akan lebih memilih ikan, ayam ataupun jeroan untuk mengganti daging sapi karena harganya relatif lebih murah.

Penulis: Dwi Rizki

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini