TRIBUNNEWS.COM, BEKASI -- Ratusan ribu siswa yang lulus tahun ini harus menunda jadwal pengambilan ijazah karena blanko ijazah dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat baru didistribusikan.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Dedi Junaedi mengatakan, seharusnya sebulan usai pengumuman pada Mei lalu para siswa telah mendapatkan ijazah. Namun hingga Agustus ini, mereka belum memperolehnya.
Menurut Dedi, keterlambatan penyaluran ijazah ini ada di tingkat Provinsi. Meski demikian, dia tidak mengetahui penyebab telatnya penyerahan ijazah itu ke para siswa. "Apakah karena masalah percetakan atau proses lelang pengadaan ijazah. Itu yang kami tidak tahu," kata Dedi pada Minggu (9/8).
Walau begitu, kata Dedi, kini ijazah sudah ada di seluruh sekolah di Kota Bekasi. Saat ini, ujar dia, proses pembuatan ijazah sudah sampai dalam tahap penulisan menggunakan tangan. "Dari ketentuan yang berlaku seperti itu, ijazah sekolah ditulis tangan. Jadi guru di sekolah tidak bisa terburu-buru," ujar Dedi.
Dedi menargetkan, proses penulisan ijazah akan selesai pekan depan. Setelah itu, sekolah akan membagikan ijazah tersebut. "Akhir bulan ini kami targetkan ijazah sudah diberikan ke para siswa. Kami mohon agar bersabar," jelas Dedi.
Dedi menyatakan, meski ada keterlambatan dalam penyerahan ijazah, namun para siswa lulusan SMK atau SMA yang ingin melamar pekerjaan tak perlu khawatir. Sebab dia telah mengantisipasinya, dengan menerbitkan surat keterangan lulus (SKL) yang berisi nilai dan keterangan bahwa siswa tersebut telah lulus.
Surat itu, lanjut Dedi, juga bisa digunakan untuk mereka yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. "Di surat itu juga tertulis, sedang ada proses pembuatan ijazah dari tingkat provinsi. Jadi, agar mereka memaklumi adanya keterlambatan ini," ucapnya.
Berdasarkan catatan yang dia punya, jumlah siswa yang lulus dan belum memperoleh ijazah tercatat ada 109.950 siswa. Apabila dirinci, tingkat SD ada 42.350 siswa, SMP 37.500 siswa dan SMA/SMK 30.100 siswa. Menurutnya, insiden seperti ini juga terjadi pada tahun 2014 lalu. Hanya saja saat itu, penyerahan ijazahnya telah hanya satu bulan. "Kalau tahun ini sudah lebih satu bulan," imbuhnya.
Amelya Safitri (31) wali murid Muhammad Akbar Rizki (15), siswa lulusan SMP Mts Al Mukhtariyah, Bintarajaya, menyayangkan dengan adanya keterlambatan ini. Menurut Amelya, seharusnya pemerintah telah mengantisipasi hal ini sejak jauh-jauh hari. "Seharusnya hal ini tidak perlu terjadi bila pemerintah mengaturnya dengan matang. Proses ujian nasional dan pengumuman kelulusan kan sudah terjadwal, kok ini penyerahan ijazah bisa telat," kata Amelya.
Meski demikian, kata Amelya, keponakanannya itu kini bisa melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA menggunakan SKL yang dikeluarkan sekolah. Dia pun berharap, agar kejadian serupa tidak terulang lagi. "Ijazah itu kan bukti kelulusan siswa, jadi wajar kalau mereka ingin segera mendapatkan ijazah miliknya setelah melewati pendidikan," ujarnya.
Berdasarkan informasi yang dia dapat, penyerahan ijazah baru akan diberikan pada November mendatang. Menurutnya, keterlambatan penyerahan ijazah ini bisa merepotkan dirinya. (Fitriandi Al Fajri)