News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penertiban Kampung Pulo

Selain Banjir, Penurunan Tanah jadi Bahaya yang Mengancam Jakarta

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kampung Pulo, Jatinegara, Senin (22/7/2013)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Marco Kusumawijaya menilai penyebab utama banjir di Jakarta bukanlah penyempitan kali, melainkan penurunan tanah.

Direktur Pusat Studi Perkotaan Ruang Jakarta itu menilai tak hanya banjir, penurunan tanah juga berpotensi menimbulkan bahaya lain apabila terus terjadi pembiaran.

"Apabila dibiarkan, penurunan tanah dapat menimbulkan bahaya berkelanjutan yang lebih besar, seperti mematahkan atau menyebabkan bocornya saluran serta pipa, dan menyebabkan instabilitas infrastruktur, seperti terowongan MRT, pondasi bangunan, jalan raya dan jalan layang," kata dia melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (22/8/2015).

Karena itu, Marco menilai saat ini hal paling utama yang harus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah mencegah terus terjadinya penurunan tanah. Caranya dengan mengendalikan eksploitasi air tanah.

Ia menilai tanpa berupaya menghentikan eksploitasi air tanah, kegiatan pengerukan dan normalisasi kali hanya akan menjadi proyek sia-sia tanpa manfaat.

"Daripada sibuk membangun kanal yang megah dan menggusur warga di bantaran kali, lebih baik kembangkan sistem drainase untuk memasok air dengan volume dua kali lipat," ujar dia.

Sebelumnya, Marco menilai penggusuran pemukiman warga Kampung Pulo sebagai bagian dari program normalisasi Sungai Ciliwung tak akan berpengaruh terhadap pengurangan banjir di Ibu Kota.

Sebab, banjir yang rutin terjadi di Jakarta dinilai bukan disebabkan karena menyempitnya aliran sungai, tetapi eksploitasi air tanah secara berlebihan yang menyebabkan penurunan tanah.

Menurut dia, saat ini penurunan tanah di Jakarta rata-rata mencapai 3-15 centimeter per tahun.

Ia menyebut di beberapa tempat bahkan sudah ada yang mencapai 15 centimeter. "Di sisi lain kenaikan muka air laut yang disebabkan climate change 6 milimeter per tahun. Inilah penyebab banjir yang utama di Jakarta," kata Marco.(Alsadad Rudi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini