TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, mengadakan pertemuan dengan Wali Kota Rotterdam Ahmed Aboutaleb.
Pertemuan keduanya menjadi awal rencana kerja sama untuk membangun pelabuhan di Jakarta.
Pelabuhan Rotterdam merupakan pelabuhan terbesar di Eropa, dan menjadi pelabuhan tersibuk di dunia.
Dari 1962 hingga 2004, menjadi pelabuhan tersibuk di dunia, sebelum dilewati oleh Shanghai, China.
Dasar itu yang membuat Ahok ingin menggandeng Rotterdam demi membuat pelabuhan di Jakarta.
"Saya ingin tarik dia kerjain pulau yang 100 hektare lebih sebelah Marunda sama Tanjung Priok. Itu harus jadi pusat logistik dan pelabuhan laut dalam di Jakarta," kata Ahok di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Senin (24/8).
Ahok merasa diuntungkan, jika nantinya Jakarta dibantu oleh Rotterdam untuk membangun pelabuhan.
Menurut Ahok, Rotterdam telah berpengalaman selama puluhan tahun di dunia pelabuhan.
"Mereka sudah ratusan tahun mengalami kesalahan-kesalahan. Kita bisa belajar dari mereka yang telah berpengalaman," ucap Ahok.
"Kalau mau menggunakan sistem seperti di Rotterdam saya persilahkan. Tapi, jangan meng-copy kesalahan kami," timpal Aboutaleb.
Kata Ahok, maunya Presiden RI Joko Widodo tidak terjadi persaingan atara dua pelabuhan besar di Jakarta, dan lebih baik jika keduanya diekspansi hingga menjadi pelabuhan terbesar di Indonesia.
"Jadi, kalau Tanjung Priok mau lebih baik lagi, ya reklamasi seperti (Pelabuhan) Rotterdam. Itu yang kita mau tawarkan Jakpro. Misalnya, reklamasi logistik berarti dari Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Banten akan masuk," kata pria berusia 49 tahun ini.
"Ini akan membuat biaya logistik kita lebih murah. Ini juga mendukung jalur tol laut, dan juga kemaritiman yang diharapkan dari Jokowi," kata Ahok.