TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Orangtua NAA (8), Suliyan (29) dan Karisah (26), diam terpaku melepas kepergian anaknya. Mereka merenung menatap liang lahat tempat peristirahatan terakhir NAA di Taman Wakaf Bungur, Jakarta Selatan.
Suliyan, ayah korban, memakai baju koko berwarna putih dan kain sarung. Dia memakai peci berwarna hitam yang tidak dipakai secara benar karena ada rambut bagian depan yang kelihatan.
Keringat mengucur deras dari wajahnya. Dia sempat berdiri di belakang nisan sambil memegang foto NAA yang sudah dipigura berukuran 20X30 cm. Terlihat kesedihan terpancar dari raut wajah dia.
Sementara, Karisah, ibu korban, berdiri di sebelah kanan Suliyan. Dia memakai baju berwarna biru dan kerudung berwarna biru. Dia berdiri terpaku melihat anaknya dikebumikan.
Jenazah NAA (8) dimakamkan di Taman Wakaf Bungur, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Sabtu (19/9) sekira pukul 12.30 WIB.
Jenazah dimakamkan setelah disalatkan di Masjid Nurul Baqa. Jalan Peninggaran Timur III RT 003/09 Kebayoran Lama Utara Jakarta Selatan.
Setelah disalatkan, jenazah dimasukkan ke sebuah mobil ambulans. Kemudian, iring-iringan mobil jenazah bergerak ke Taman Wakaf Bungur.
Berdasarkan pemantauan, rombongan terdiri dari mobil aparat kepolisian di bagian depan, kendaraan roda dua, serta iring-iringan teman almarhum mengendarai sepeda pancal.
Tempat peristirahatan terakhir NAA berada di bagian paling belakang Taman Wakaf Bungur. Jenazah di masukkan ke liang lahat dan sejumlah orang mengumandangkan adzan dan iqomat.
Setelah prosesi pemakaman selesai, secara bergantian pihak keluarga, teman korban, aparat kepolisian, aparat TNI, pihak sekolah, dan Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Kota Administrasi Jakarta Selatan menaburkan bunga di makam almarhum.
Seorang teman korban memakai seragam klub Chelsea berwarna biru menaruh kembang di sebelah kiri makam. Dia menaburkan bunga di sekitaran makam almarhum. Mereka memanjatkan doa supaya almarhum diterima di sisi Tuhan YME.