Laporan Wartawan Warta Kota, Andika Panduwinata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepolisian dari Polsek Tanjung Duren, Jakarta Barat mengungkap sindikat spesialis pencurian kaca spion mobil.
Komplotan ini rupanya dilakoni oleh 3 anak baru gede (ABG) yang digawangi oleh FD (17), MS (16), dan RM (16).
"Kasus pencurian ini sangat unik, sindikat tersebut meregenerasi kalangan anak jalanan yang masih di bawah umur sebagai pelaku kejahatan," ujar Kapolsek Tanjung Duren, Kompol Hari Purnomo pada Senin (21/9/2015).
Ia menjelaskan, ketua komplotan pencurian itu hanya menjadikan para ABG ini sebagai bemper guna mencari keuntungan.
Sindikat ini pun sangat terorganisir rapi.
Bahkan anak berusia belasan tahun sempat dibekali pelatihan teknik mencuri sebelum diterjunkan ke lokasi.
Mereka hanya butuh waktu 3 detik saja untuk menggondol spion yang menjadi targetnya.
"Begitu aman dan kondisi sepi, spion dicongkel mereka. Hasilnya disetor ke bosnya," ucap Hari.
Kanit Reskrim Polsek Tanjung Duren, AKP Antonius menyatakan saat ini pihaknya tengah menyelusuri identitas bos dari komplotan ini.
Dua penadah berinisial A dan U sudah dikantongi petugas terkait kasus tersebut.
"Keberadaan sindikat congkel spion itu dimanfaatkan oleh cukong - cukong penjual onderdil. Spion hasil curian itu dibeli dengan harga murah.
Sementara kalau dijual lagi sepasang spion laku Rp. 750.000 untuk mobil Avanza dan Xenia," pungkas Antonius.
Para pelaku yang merupakan ABG tanggung ini mengaku menjual sepasang spion copotan hasil curiannya senilai Rp. 250.000.
FD satu dari tersangka ini mengungkapkan spion tersebut diserahkan ke penadah yakni penjual onderdil di bilangan Tamansari, Jakarta Barat.
"Dijual Rp 250.000, uangnya buat makan. Susah cari kerja, sudah enggak sekolah," ujar FD yang telinganya tampak tertindik.
Remaja berperawakan kurus kerontang itu bersama rekannya sudah sebanyak 45 kali melakukan aksi pencurian spion.
Ia menuturkan teknik congkel spion tersebut dipelajari dari kawannya pada 3 bulan yang lalu.