TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang penumpang KRL KA 1554 yang menjadi korban luka dari kecelakaan kereta di Stasiun Juanda, Irfan Rifai (23), mengaku mendengar bunyi klakson panjang sebelum kecelakaan terjadi.
Irfan menjelaskan, posisi kereta yang dia naiki dalam keadaan diam karena menunggu antrean kereta di depannya.
"Keretanya belum jalan. Itu masih terbuka juga pintunya. Saya bingung, kok ada suara klakson panjang, beberapa kali dibunyiin, tahu-tahu tabrakan," kata Irfan kepada Kompas.com di Rumah Sakit (RS) Husada, Rabu (23/9/2015) sore.
Ia mengatakan, kejadian itu berlangsung cepat. Tahu-tahu, ada guncangan hebat yang menyebabkan gerbong depan KA 1556 mendorong gerbong belakang KA 1544 keluar rel dan menghantam peron.
Irfan langsung terempas dan jatuh sehingga pelipis dan kakinya terluka. Irfan saat itu berada di gerbong kedua dari belakang. Seingatnya, sesaat setelah tabrakan, banyak yang terluka parah.
"Ada yang kayak saya, ada yang belakang kepalanya berdarah banyak, ada juga yang patah tulang. Di gerbong perempuan itu juga lagi ramai sekali," tutur Irfan.
Sampai pukul 18.25 WIB, jumlah korban luka yang dirawat di RS Husada sudah 23 orang. Petugas masih mendata dan mengumpulkan identitas korban luka, baik di RS Husada maupun di dua rumah sakit lain, yaitu RSCM dan RSPAD Gatot Subroto.(Andri Donnal Putera)