TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program Pasca Sarjana Magister Managemen Universitas Budi Luhur mengadakan seminar sehari bertajuk “Eksistensi Media dan Perusahaan Dalam Menghadapi Krisis Global” pada Sabtu 10 Oktober 2015, bertempat di ruang Theater Universitas Budi Luhur, Jl. Raya Ciledug, Jakarta Selatan.
Seminar ini menghadirkan Deputi Menteri Koperasi dan UKM I Wayan Dipta sebagai pembicara kunci dan Komisaris Utama Trans Media Dr. Ishadi SK sebagai nara sumber bidang media.
Sedangkan CEO Zalora Fransiskus Budi Pranata, CEO Tx Travel Asean dan CEO Starpeak Equity Futures hadir sebagai nara sumber bidang bisnis non media.
Seminar yang dibuka oleh Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Budi Luhur Prof. Dr. Moedjiono, M.Sc dan dilanjutkan sambutan dari Kasih Hanggoro, MBA Ketua Pengurus Yayasan Budi Luhur Cakti , seminar ini yang dihadiri oleh 250 mahasiswa program S1 dan S2 bisnis manajemen.
Dr. Setyani Dwi Lestari, ME sebagai Ketua Panitia sekaligus Ketua Program Magister Manajemen Universitas Budi Luhur ini menyampaikan bahwa “seminar ini diselenggarakan untuk memberikan pengetahuan dan penguatan mental kepada mahasiswa tentang bagaimana “survival of life” para entrepreneur bidang media dan berbagai bidang usaha dalam situasi krisis global seperti sekarang.
Sharing pengalaman dari para pelaku usaha ini penting agar mahasiswa memiliki mental entrepreneur yang tangguh. Mental tangguh merupakan kunci keberhasilan entrepreneur, bukan modal uang””
Lebih lanjut Setyani menjelaskan “’ Pendidikan bidang bisnis dan manajemen Universitas Budi Luhur mengarahkan mahasiswanya untuk mampu menjadi entrepreneur yang menciptakan lapangan kerja, bukan menjadi pencari kerja.
Negara Indonesia yang masih perlu banyak mencetak entrepreneur. Jumlah entrepreneur di Indonesia baru sekitar 0,5% dari penduduk Indonesia. Padahal sebuah negara harus memiliki entrepreneur minimal 3% dari jumlah penduduk agar di negara tersebut tidak ada pengangguran. “”
Untuk itu seminar ini sengaja menghadirkan Deputy Menteri Koperasi dan UKM I Wayan Dipta karena pengalaman di beberapa negara, pada masa krisis, Usaha Kecil Menengah terbukti memiliki daya tahan lebih di banding usaha besar.
Mahasiswa yang ingin menjadi entrepreneur juga tidak mungkin langsung memiliki usaha yang besar. Harus dimulai dari yang kecil.