TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku keceplosan terkait dirinya yang menyebutkan akan memecat satu set pejabat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta.
Pria yang akrab disapa Ahok ini berencana untuk merombak pejabat eselon pada Jumat (27/11/2015).
Saat rapat pimpinan (rapim), Ahok mengatakan akan mau 'sikat' habis Suku Dinas Pariwisata.
"Dinas Pariwisata saya mau sikat habis hari Jumat. Mulai dari Sudin, Kadis (Kepala Dinas), Kabid (Kepala Bidang) semua saya buang satu set. Jadi supaya enggak ada yang main-main di Jakarta," ujar Ahok dalam video rapimnya.
Ahok menyebut akan menstafkan pegawai yang tidak bekerja optimal.
Apalagi, ujar Ahok, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI sudah bekerjasama dengan Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta dan Polda Metro Jaya untuk mengawal penggunaan anggaran.
"Saya sudah tahu siapa (pejabat) yang enggak suka, sudin mana yang main pecat. Kalau pelatih enggak berani ganti pemain, pelatih yang saya ganti. Ini sama hukum dan rumusnya," kata Mantan Bupati Belitung Timur ini.
Namun saat dikonfirmasi wartawan Kamis (26/11/2015), Ahok mengaku keceplosan mengucapkan pernyataan itu.
Ia mengelak ketika wartawan mengkonfirmasinya, "Lo salah dengar kali," kata Ahok seraya terus menuruni tangga di Balai Kota.
"Tergantung saya malam ini minum obatnya apa. (pejabat yang diganti dari) Dinas Sosial juga ada," ujarnya.
Saat ditanyakan apakah dari Disparbud, dia menjawab singkat, "Mungkin," ucapnya.
Pada Rabu (18/11/2015) lalu, Basuki menyisir anggaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta.
Ahok geram mengetahui banyaknya pemborosan anggaran untuk penyelenggaraan festival dan event.
Jumlah anggaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2016 dikurangi secara signifikan, dari semula Rp 1,2 triliun menjadi Rp 700 miliar.