TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Tempat kejadian perkara (TKP) Bus Metromini maut dihajar KRL Commuter Line beberapa saat setelah peristiwa itu terjadi sangat mengerikan.
Warta Kota menyambangi TKP pukul 09.30 atau satu jam setelah kejadian, namun proses para evakuasi korban masih masih berlangsung.
Evakuasi dilakukan pihak Sudin Penanggulangan Kebakarandan Penyelamatan Jakarta Barat, kepolisian dibantu Tagana serta warga yang tinggal di sekitar perlintasan.
Suasana di lokasi layaknya area peperangan. Sejumlah korban terlihat bergelimpangan di sisi rel dan saluran air dekat pintu perlintasan.
Tidak hanya ditemukan dalam keadaan utuh, sejumlah organ tubuh korban pun terlihat berceceran di rel dan sisi jalan, berbaur dengan sejumlah barang milik korban. Di antaranya bra, kaus, ponsel hingga perhiasan.
Di lokasi yang sama, puing sisa tabrakan pun masih terlihat segar. Di antara ceceran darah para korban, sejumlah bagian Metromini seperti knalpot, ban hingga pecahan bodi, atap, dan kaca tercecer menghiasi seluruh sisi rel mulai dari pintu perlintasan Angke hingga ujung Stasiun Angke.
Bukan hanya Metromini yang terbelah dua, sejumlah plang rambu perlintasan KA hingga plang milik Dinas Perhubungan DKI Jakarta juga roboh.
Memantau jalannya proses evakuasi korban yang seluruhnya diketahui merupakan penumpang Metromini, usai dipotret oleh anggota kepolisian, satu per satu jenazah diangkat oleh petugas Satpol PP dan Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Barat ke truk milik Satpol PP Jakarta Barat yang telah disiagakan.
Sebanyak 12 jenazah yang terdiri atas sembilan pria dan tiga perempuan dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Salemba, Menteng, Jakarta Pusat untuk menjalani visum. Sementara, proses evakuasi jenazah lainnya pun terus dilakukan petugas.
Walau proses evakuasi diketahui sudah dimulai sejak lima menit pascakejadian, petugas masih terlihat kesulitan mengeluarkan sejumlah jenazah korban yang terhimpit badan Metromini yang terjepit peron Stasiun Angke.
Petugas Penanggulangan Kebakaran harus menggunakan sejumlah peralatan berat, seperti gerinda hingga crane portabel untuk memotong sekaligus mengungkit bangkai bus yang menutupi kedua jalur rel perlintasan KA.
Tidak hanya karena kondisi bangkai Metromini yang remuk, sulitnya proses evakuasi jenazah pun karena posisi bus yang masih tersangkut kereta. Namun, tiga jam kemudian atau tepatnya pukul 12.30, bangkai Metromini berhasil ditarik dari perlintasan, seluruh jenazah pun berhasil dievakuasi.
Tiba-tiba nekat
Penjaga Pintu Perlintasan KA Angke, Endang Supriyadi (48), saksi mata kejadian menuturkan jika kecelakaan bermula saat KRL Commuter Line bernomor KA 1528 dari dari arah Stasiun Jatinegara menuju Stasiun Angke hendak melintas pukul 08.40.