TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - BPD Hipmi Jaya merupakan wadah dan tempat berkumpul bagi pengusaha muda Jakarta.
Karena itu, Hipmi Jaya harus bisa menjadi fasilitator, memberikan keuntungan ekonomi dan bisa memberikan manfaat perluasan bisnis bagi seluruh anggotanya.
Apalagi dalam menyongsong MEA dimana pengusaha muda Jakarta harus bisa bersaing dengan pengusaha dari kota besar lainnya di Asia.
Namun dibalik gempita menghadapi pasar bebas Asia ada hal yang kurang sedap yang disisakan oleh pengurus Hipmi Jaya dibawah kepengurusan lalu.
Hipmi Jaya lalu ingkar untuk membayar biaya pembuatan stand Hipmi Jaya dalam Pameran Indo Infrastructure 2014.
Menurut Yiyin Bagian Akunting & Keuangan PT Total Expo Indonesia selaku vendor pembuatan stand.
Pihaknya sangat kecewa dengan perlakuan Hipmi Jaya yang telah ingkar janji dan sengaja tidak melakukan pembayaran.
"Kami sudah menempuh berbagai cara termasuk melakukan somasi namun sudah setahun ini kami di pingpong dan sulit sekali untuk menghubungi apalagi menemui Rama Datau untuk mempertanggung jawabkan kewajibannya," jelasnya.
Perbuatan ini diakui Yiyin telah mencoreng nama baik Hipmi Jaya.
"Sekarang kami tidak mau lagi untuk menerima order pekerjaan dari Hipmi sebelum ada itikad baik dari yang bersangkutan untuk menyelesaikannya," tuturnya.
Indo Infrastructure 2014 adalah acara berskala internasional ini di dukung oleh jajaran pemerintah, termasuk Kementerian Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) dan KADIN Indonesia.
Acara ini diresmikan oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla dan diadakan bulan November 2014 di Jakarta Convention Center (JCC).
Hipmi Jaya turutserta dalam pameran tersebut namun organisasi pengusaha dibawah kepemimpinan Rama Datau ini telah setahun ingkar tidak memenuhi kewajiban untuk melunasi biaya pembuatan stand pameran kepada PT Total Expo Indonesia.