Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama enggan mengurangi pembongkaran rumah warga demi normalisasi Sungai Ciliwung.
Dia tak menghiraukan, bila pembongkaran akan mengurangi suara pemilihnya saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017.
Pria yang akrab disapa Ahok menyebut enggan menjadi 'politisi tulen yang miring'. Istilah yang dimaksud Ahok itu, diperuntukkan politisi yang mengumbar janji manis demi mendapatkan suara di Pilkada.
Dia mencontohkan, setahun menjelang Pilkada, 'politisi tulen yang miring' pasti akan menunda pembongkaran rumah warga untuk normalisasi Sungai Ciliwung.
"Misalnya, saya hentikan pembongkaran, tahu-tahu terpilih karena menunda pembongkaran, abis (Pilkada, -red) bongkar enggak? Bongkar juga! Dicaci-maki dibilang kita pembohong mending saya jujur," kata Ahok.
Hal itu dikatakannya di sela-sela diskusi panel Kompas dengan tema "Jakarta Kota Sungai", Selasa (19/1/2016).
Meski pemilihnya akan berkurang bila melakukan pembongkaran, kata Ahok, dia tidak mempermasalahkannya.
"Tim Sukses saya tanya, 'kalau kamu begitu, nanti yang pilih kamu siapa?' saya jawabnya santai, 'saya juga ingin tahu yang tinggal milih saya siapa?' ini menarik. Daripada saya dipilih terus sakit kepala?," ujarnya.
Pilkada DKI Jakarta 2017 digelar pada Februari 2017. Berbeda dari Pilkada DKI sebelumnya, selain DKI Pilkada akan dilakukan serentak di 101 daerah.