TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak delapan orang korban bom Thamrin masih dirawat di rumah sakit.
Mereka adalah Aiptu Deni dan Aiptu Budiono, dua anggota kepolisian yang menderita luka parah.
"Delapan korban menderita luka. Aiptu Deni dan Aiptu Budiono paling parah," tutur Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Mohammad Iqbal kepada wartawan di Jakarta, Minggu (24/1/2016).
Aiptu Deni menderita luka di bagian belakang karena terkena ledakan bom di pos polisi Sarinah.
Saat insiden itu terjadi, dia sedang memberikan pengarahan kepada R yang ditilang.
R ditilang karena melanggar aturan sepeda motor tak dapat melintas di kawasan Thamrin.
Dia berada dekat lokasi sehingga terkena ledakan yang membuatnya meninggal dunia.
"Deni bagian belakang habis. Dia ingin memberikan pengarahan kepada R yang ditilang. Posisi dia menghadap ke Sarinah. Kalau dia di dalam (Pos Polisi,-red) mungkin tewas," kata dia.
Sementara itu, Budiono terkena tembakan di perut. Peluru masuk hingga ke rongga paru-paru. Iqbal mengaku kondisi anggota Provost Polres Metro Jakarta Pusat itu kritis.
Sedangkan untuk kondisi ketiga korban lain, yaitu Aiptu Dodi Maryadi, Aiptu Suhadi, dan Brigadir Suminto, keadaan sudah mulai membaik. Bahkan Aiptu Dodi telah beraktivitas.
"Tiga lain sudah sehat. Aiptu Dedi sudah kembali," tambahnya.
Dia menambahkan aparat Polda Metro Jaya berencana mengumumkan kepada publik mengenai kondisi korban bom Thamrin pada pekan depan.