TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berkulit hitam legam dan keriput yang mulai menghias wajahnya, Kubil (51) berteriak di tengah teriknya matahari di halaman Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (28/1/2016) siang.
Rambutnya sebagian sudah mulai memutih, keringatnya terlihat mengucur. Namun, Kubil, terus bersemangat melakukan protes bersama teman-temannya depan kantor Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, tersebut.
Kubil adalah seorang tukang becak yang sehari-hari beroperasi di Kawasan Teluk Gong, Penjaringan, Jakarta Utara.
Saat itu, sekira pukul 10.00, ia bersama seratusan tukang becak lainnya melakukan aksi protes kepada Ahok, atas penertiban becak yang dilakukan.
"Sekitar tiga minggu lalu, saya pas lagi narik becak, tahu-tahu ada penertiban. Kaki dan kepala saya langsung dipukul petugas Satpol PP. Saya langsung pingsan, becak saya diangkut," kata Kubil di tengah-tengah aksi demo.
Bahkan, sampai saat ini, ia masih merasakan sakit di kakinya hingga pincang jika berjalan.
Kubil mengaku, ia sudah mulai menjadi tukang becak sejak usia 14 tahun. Hingga saat ini ia sudah menginjak usia 50 tahun.
"Ya sudah sekitar 36 tahun narik becak, sudah 10 becak saya diangkut. Tapi saya tetap mau jadi tukang becak. Habis bingung mau kerja apalagi. Saya nggak bisa apa-apa," kata Kubil.
Penulis: Mohamad Yusuf