TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Langkah Pemkot Jakarta Utara yang akan menutup kawasan Kalijodo, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara disambut baik tokoh masyarakat dan pemuda di kota tersebut.
Bahkan mereka siap membantu pemerintah untuk melakukan komunikasi dan dialog secara persuasif kepada warga setempat.
Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Jakarta Utara, Nur Hasanudin mengatakan pada prinsipnya, pihaknya setuju dan mendukung rencana pemerintah untuk menata kawasan Kalijodo menjadi lebih tertib.
Hanya saja faktor rasa kemanusiaan tidak boleh dikesampingkan.
"Tapi kita harus memperhatikan unsur-unsur kemanusiaan yang ada karena mereka ini memiliki perasaan. Jangan sampai cara-cara dialog yang diekspose oleh media justru menyakiti hati mereka," ungkap Hasanudin, Sabtu (13/2/2016).
Ia menambahkan para pemuda siap membantu memfasilitasi Pemkot Jakarta Utara berdialog dengan tokoh setempat yang memiliki pengaruh besar.
Pasalnya apabila pemerintah menggunakan kekerasan sebagai solusi, maka hal tersebut akan menjadi stigma buruk bagi generasi muda.
Sementara itu Ketua Presidium Formaju (Forum Masyarakat Jakarta Utara), Mohammad Yusuf juga mengatakan hal serupa.
Menurutnya permasalahan Kalijodo harus diselesaikan dengan kepala dingin.
"Upaya persuasif dan berpikir dengan kepala dingin menjadi hal vital saat ini. Sehingga nantinya bisa menghasilkan solusi tanpa kekerasan," ujarnya.
Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Jakarta Utara, KH Amin Asyalaf menjelaskan pihaknya mengaku siap melakukan pembinaan spiritual bagi warga Kalijodo.
Ia juga mengaku siap untuk mengajak para Pekerja Seks Komersial (PSK) untuk kembali ke jalan yang benar.
"Mereka harus kita rangkul karena mereka juga manusia yang diciptakan Tuhan. Kami juga siap membantu memberikan pembinaan mental, memperkuat dinding iman dan akhlak agar mereka bisa kembali ke jalan yang benar," tuturnya. (Junianto Hamonangan)