News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Top News

Kawasan Kalijodo, Riwayatmu Berakhir Hari Ini?

Penulis: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lampu remang-remang ragam warna masih menyala dari deretan kafe di Kawasan Kalijodo, Jakarta Utara. Suasananya masih benderang.

Hingar bingar suara masih singgah di sana, membelah malam di Kalijodo. Di ambang penggusuran, nadi di Kalijodo masih berdenyut.

Berdasarkan pantauan di sana, Rabu (17/2/2016) malam, ada sejumlah kafe yang masih buka, ada pula yang memilih untuk tutup.

Di sejumlah kafe yang buka, tampak tak ada pengunjung satu pun. Kursi dan meja tampak membisu, tak bergeser dari tempatnya berada.

Namun, ada pula sejumlah pengunjung di bagian lain Kalijodo yang setia mengunjungi kafe dan tempat biliar.

"Tamu sama pengunjung masih pada datang kok," ujar perempuan yang disebut Emak ini yang mempunyai warung kios minuman keras, saat ditemui.

Kendati demikian, sejumlah pemilik kafe tidak kuasa menyembunyikan keresahannya menghadapi 'maut' yang akan menjemput kawasan tempatnya mengais rezeki.

Maklum, bisnis bermodalkan miliaran rupiah milik mereka terancam raib jika Pemprov DKI menggusur kawasan tersebut.

Suryana, misalnya. Dia mengaku memiliki tiga kafe di Jalan Kepanduan II RW 05 Kalijodo.

"Punya tiga kafe, dengan kafe pertama berdiri tiga tahun lalu. Dua di antaranya bernama Kafe Stand 5758 dan Surya Enjoy. Satu kafe lainnya baru selesai di bangun dua minggu lalu. Aset tiga kafe itu diperkirakan mencapai Rp4 miliar sampai Rp5 miliar nilainya," kata Suryana, Rabu (17/2/2016).

Suryana meradang. Dia merasa rugi besar jika aset-aset tersebut diratakantanah oleh pemerintah.

Betapa tidak, jika dikalkulasikan, ketiga kafe itu bisa meraup pendapatan kotor Rp1 juta hingga Rp3 juta per malam.

Dia mengaku mempekerjakan 15 pegawai, dengan 18-20 wanita penghibur.

Ia mengaku tak tahu bagaimana nasib para pekerjanya jika jadi ditertibkan.

"Saya harap pemerintah adakan ganti rugi. Lebih berharapnya kalau bisa gak usah ada penertiban lah. Tolong. Bisa miskin mendadak saya," kata Suryana.

Lalu bagaimana nasib PSK di Kalijodo?

Mereka lempar handuk. Tak tahan dengan tekanan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Sebagian PSK telah hengkang sejak awal pekan ini. Demikian pula dengan kedai-kedai dan bar serta kamar bordil yang sebagian besarnya telah ditutup.

Kerahkan 2.000 personel

Ya, seperti diketahui, hari ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana merelokasi warga di Kalijodo, dan mengakhiri polemik yang berkembang terkait bisnis prostitusi di sana.

Untuk menggusur warga di kawasan tersebut, Pemprov DKI menggandeng Kepolisian Daerah Metro Jaya (Polda Metro Jaya) dan Komando Daerah Militer Jakarta Raya (Kodam Jaya).

Tak tanggung-tanggung, dengan dalih memberantas penyakit masyarakat, Polda Metro Jaya bakal mengerahkan 2.000 personel--belum termasuk TNI--ke kawasan Kalijodo.

"Operasi penyakit masyarakat besok (hari ini) sudah mulai. Tempat itu harus bersih dari penyakit masyarakat. Polda di-back up bapak Pangdam melakukan operasi," kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Tito Karnavian di Mapolda Metro Jakarta, Rabu (17/2/2016).

Dia menjelaskan, aparat kepolisian telah memetakan Kalijodo sebagai tempat rawan kejahatan.

Oleh karena itu, pihaknya melakukan operasi kepolisian menertibkan premanisme, miras ilegal, dan narkotika.

Begitu juga mereka yang melindungi pelaku kejahatan.

Dia mengimbau kepada warga supaya jangan melindungi pelaku kejahatan.

Selain dari Kapolda, rencana penggusuran Kalijodo juga mendapat sokongan dari Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen Eddy Rahmayadi.

Pernyataan Eddy tegas dan lugas. "Jakarta ini kan ibukota, harusnya tertib. Sehingga yang namanya tidak tertib‎, tentunya akan kita tertibkan dari segala hal dan kita akan dukung Pak Gubernur," ujar Eddy.

Bagai perang

Ketua RW setempat, Kunarso Suro Hadi Wijoyo mengungkapkan kekesalan soal penertiban ini.

Ia menyesali akan rencana Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama yang membongkar kawasan Kalijodo menjadi ruang terbuka hijau.

"Ahok harusnya itu lihat ke bawah, kami ini rakyat kecil," kata Kunarso.

Kunarso pun menggeleng - gelengkan kepalanya lantaran di lingkungannya ini penuh disesaki para aparat.

Ia tak habis pikir mengapa untuk menertibkan Kalijodo saja dikerahkan ratusan petugas gabungan seperti itu.

"Memangnya mau perang sampai kerahkan pasukan," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini