TRIBUNNEWS.COM - Tidak hanya pelaku bisnis prostitusi dan warga Kalijodo yang kebingungan bila kawasan tersebut dibongkar dan ditertibkan.
Cindy (37 tahun), salah satu pedagang yang menjual barang secara kredit kepada warga di kawasan itu juga turut bingung.
"Sekarang saja sudah banyak yang pergi. Saya bingung harus menagih ke mana," kata Cindy saat ditemui di kawasan Kalijodo, Jakarta Utara, Rabu (17/2/2016).
Warga Pesing, Jakarta Barat itu mengatakan dia menjual barang-barang keperluan rumah tangga seperti pakaian, seprai, hingga alat elektronik seperti kipas angin dan televisi.
Cindy memperkirakan nilai kredit yang belum dilunasi pelanggannya mencapai Rp 20 juta hingga Rp 30 juta. Barang-barang dagangannya dijual secara kredit dan dibayar setiap hari Rp 20.000 hingga Rp 30.000 oleh pelanggannya.
"Setiap hari, setidaknya saya bisa dapat Rp 300.000 dari pelanggan yang membayar kreditnya. Hari ini belum ada sama sekali yang membayar. Hanya jualan pulsa saja yang masih laku," tuturnya.
Cindy mengatakan beberapa pekerja kafe dan wisma di kawasan Kalijodo yang menjadi pelanggannya beberapa sudah pergi tanpa melunasi utangnya. Dia mengaku hanya bisa pasrah bila kemudian hutang-utang tersebut tidak dilunasi.
Saat ditanya apa rencananya bila kawasan Kalijodo benar-benar dibongkar dan ditertibkan, Cindy mengatakan akan tetap menjual barang secara kredit di tempat lain.
"Saya berjualan di sini sudah 11 tahun. Dulu pertama kali ikut-ikutan teman saja," ujarnya.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana membongkar dan menertibkan kawasan prostitusi Kalijodo dan mengubahnya menjadi ruang terbuka hijau.
Kawasan Kalijodo terdiri atas lima RT di RW 05, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara dan dua RT di RW 010 Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.