News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polemik Kalijodo

Pengusaha di Kalijodo Mendadak Bangkrut

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana malam deretan kafe di Kawasan Kalijodo, Jakarta utara, sebagian tampak masih ada yang buka, Selasa (16/2/2016) malam. Pemprov DKI Jakarta berencana akan menutup kawasan tersebut dalam waktu dekat. Warta Kota/angga bhagya nugraha

TRIBUNNEWS.COM JKARTA -- Tepat di bibir jalan Kepanduan II, Kawasan Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, dihiasi tempat hiburan yang setiap malamnya gemerlap akan lampu disko.

Namun, semenjak rencana Ahok akan membongkar tempat hiburan yang terhitung sekitar 50 lebih bangunan, membuat pemilik bar pusing kepala.

Lokasi yang kerap disambangi para pria hidung belang diakui salah seorang karyawan waiters di salah satu bar di Kalijodo, Wahyu (nama samaran) membenarkan atasanya sedang pusing.

Sepinya pengunjung dan banyaknya beberapa wanita penghibur yang meminta berhenti bekerja, menjadi faktor utamanya.

"Perempuannya di sini sisa 5 orang. Awalnya 20. Semuanya pada cabut pulang kampung. Ada salah satu perempuan itu pulang kampung dengan alasan, ya mau dibongkar sama Ahok, ngapain lagi kerja di sini. Ada juga yang kabur begitu aja tanpa pamit dulu, dan sepi juga faktor bikin bos saya pusing. Gak tahu deh kerugiannya berapa karena bos saya lagi gak di sini," terangnya.

Ia mengatakan, ada rencana mengundurkan diri menjadi waiters di barnya.

Salah seorang warga Kalijodo, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara menunjukkan surat tanah yang diakui miliknya kepada media, Rabu (17/2/2016)

"Ada rencana, ini saya mau bilang hari ini ke bos saya. Abis itu saya cari kerjaan lain saja," terangnya.

Ia melanjutkan, "Semalam itu, bos saya bilang ke saya, 'Pusing gue gara-gara Ahok nih. Masa ceweknya pada cabut, gue nyari kemana lagi? Mana laku tempat gue' semper gerutu saya kayak gitu semalam. Udah dulu, saya mau masuk mau beres-beres," kata Wahyu yang saat itu langsung masuk ke dalam bar tempat ia bekerja, dan menutup pintu rapat-rapat.

Terpantau Jalan Kepanduan II dihiasi bangunan berjejer yang rata-rata dijadikan tempat hiburan, dalam kondisi tertutup rapat.

Tak hanya kehidupan gemerlap malam dan praktif prostutusi, serta premanisme saja yang ada di Kawasan Kalijodo. Di sisi lain, ada hawa religius di wilayah yang akan ditertibkan Pemprov DKI Jakarta tersebut.

Terpantau mesjid di Jalan Kepanduan II RW 05, yakni Masjid Nurul Hasanah sepi akan jemaah. Namun, ketika sudah memasuki waktu shalat Ashar, beberapa jemaah yang juga warga RW 05 Kelurahan Pejagalan, nampak berjalan kaki ingin ke masjid berwarna hijau putih tersebut.

Masjid yang berada di ujung jalan Jalan Kepanduan II, langsung terdengar kumandang Adzan melalui pengeras suara. Adanya kumandang adzan membuat para warga satu persatu menyambangi masjid tersebut.

Seperti biasanya, shalat berjamaah dilakukan warga di Masjid itu. Salah seorang warga atau jemaah di masjid tersebut mengaku, aktivitas hiburan malam sempat terhenti apabila ada kumandang adzan.

Bahkan, terhitung ada 20-50 warga yang rajin mengaji di masjid itu. Pria yang enggan disebutkan namanya ini kembali mengatakan, dirinya yang tinggal 12 tahun di Kalijodo, merasa sayang apabila masjid yang sering disambanginya akan dirubuhkan.

"Jangan saya, ibu-ibu majelis ta'lim RW 05, bapak-bapak yang doyan rajin di sini, sama yang jemaah di Mushalla Al - Muttaqin pada kecewa mendengar Ahok akan merobohkan dua rumah Allah di Kalijodo. Padahal, ada saja preman di sini salat ya. Sayang sekali ya, mau dirobohin (sambil menatap atap masjid). Jujur, kecewa saja dengar katanya masjid di sini sama di musala Al-Muttaqin mau dibongkar. Itu rumah Allah loh," katanya.

Dirinya mengaku sebagai pedagang bakso keliling ini, hanya bisa pasrah akan rencana Ahok. Selain pasrah, dirinya belum tahu menahu akan pulang kampung di Solo, atau ikut pendaftaran untuk mendapatkan unit Rusunawa.

"Gak tahu saya. Masih blank.. hehe.. Saya pulang dulu," ungkapnya.

Salah seorang wanita yang mengaku bernama Wenti ini, tak begitu sering mengadakan pengajian, zikir, atau semacam acara keagamaan Islam lainnya. Menurut dia, tak semua ibu-ibu yang tinggal di Kalijodo melaksanakan kegiatan hal tersebut.

"Kalau pengajian atau majelis ta'lim, ramai juga sih ibu-ibunya. Saya juga doyan ikut. Tapi udah gak lagi karena makin lama makin sedikit. Tapi ya ada aja yang ngadain. Kadang gak sama sekali," ujar warga RT 03 ini.

Dikatakan wanita beranak tiga ini, adanya rencana Ahok untuk mengubah Kawasan Kalijodo mencari RTH, membuatnya kecewa. Selain ingin pulang kampung, dirinya masih kebingungan dan merasa sayang akan Kalijodo.

"Padahal saya warga baik-baik, di sini baik-baik pak orangnya. Sementara, kalau masalah PSK, itu orang luar semua pak. Bukan warga di sini. Mereka ada beberapa yang ngekost di sini memang. Ada juga yang tinggalnya di luar. Tapi ada loh, wanita (yang kerjanya) 'begituan' ya, ikut ngaji tuh di sini," tuturnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini