TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dikirimi surat dari Komnas HAM.
Isi surat itu terkait penertiban bangunan di lokalisasi Kalijodo, Jakarta Utara.
Basuki mendapat keluhan.
Komnas HAM meminta Basuki mempedulikan nasib anak-anak yang tinggal di Kalijodo.
Bagaimana nasib anak tersebut bila tidak mempunyai tempat tinggal? Tanya surat tersebut.
"Saya tanya, paling sehat mana, anak-anak hidup di lingkungan prostitusi atau di lingkungan rumah susun?" ujar pria yang akrab disapa Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (25/2/2016) malam.
Menurut Ahok, anak-anak Kalijodo akan lebih baik tinggal di rumah susun. Saat tinggal di Kalijido, anak-anak di sana pasti terganggu karena adanya tempat hiburan malam di lingkungan sekitar.
"Tiap hari, tiap belajar dengerin musik sampai di tol pun kedengaran," imbuh dia.
Oleh karena itu, dia mempertanyakan peran Komnas HAM.
Seharusnya, kata Ahok, Komnas HAM memikirkan anak-anak tersebut, bila nantinya terus tinggal di kawasan Kalijodo yang di sekitarnya banyak tempat hiburan malam.
"Waktu anak-anak tinggal di Kalijodo, kok Komnas HAM tidak pernah minta untuk memperhatikan hidup anak-anak itu?" kata mantan Bupati Belitung Timur tersebut.
"Musiknya dang ding dung sampai ke Jalan Tol. Terus bagaimana anak-anak mau belajar? Saya kira anak-anak lebih enggak bisa belajar kalau tinggal di Kalijodo," ucapnya.
Penertiban dan relokasi warga Kalijodo yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI, kata Ahok, justru menyelamatkan mereka untuk hidup yang lebih baik.
"Kok sekarang (Komnas HAM) jadi jual anak-anak begitu loh? Justru saya menyelamatkan anak-anak memindahkan dia keluar. Kita kasih Kartu Jakarta Pintar," lanjut dia.