TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Siti Nur Azizah (8) siswa kelas II SDN Kalibaru 6, Cilodong, Depok, satu korban tertimpa atap gedung sekolah yang ambruk, Jumat (26/2/2016) mengaku masih takut untuk kembali belajar serta duduk di ruang kelasnya di gedung sekolah di Jalan Kalibaru Cilodong, Depok.
Hal itu dikatakan Siti kepada wartawan saat ditemui di rumahnya di Kampung Kalibaru, RT 2, RW 5, Cilodong, Depok.
Siti tinggal tak jauh dari sekolah.
Atap gedung SDN Kalibaru 6, Cilodong, Depok, ambruk, Jumat (26/2/2016) pagi. Akibatnya 4 siswa dan 2 guru mengalami luka-luka tertimpa atap tersebut.
Siti yang masih tampak lelah dan lemas, setelah sempat dirawat di RS Kostrad Cilodong, sesaat setelah kejadian, dijenguk langsung oleh Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna, Jumat sore.
"Jadi takut kalau duduk di dalam kelas di sekolah. Takut ambruk lagi," kata Siti.
Sebab kata Siti, ia tak mau kepalanya terluka lagi tertimpa atap sekolah. "Sakit sekali soalnya," kata Siti lirih.
Kepala atas, bagian kirinya masih tampak diperban memanjang.
Menurut informasi, luka robek di kepala Siti membuat memar selain harus dijahit beberapa jahitan.
"Waktu pertama ketiban pecahan dari atap yang ambruk, rasanya kepala pusing sekali. Sekarang sudah mendingan," kata Siti.
Menurut Siti saat kejadian, ia sudah berada di dalam ruang kelas bersama beberapa teman lainnya.
Saat itu kata dia, meski belum semua siswa masuk ke dalam ruang kelas karena jam belajar belum dimulai, ia sempat mendengar suara besi berderik.
Tak lama, kata dia, suara gemuruh disertai ambruknya atap terjadi. "Kejadiannya cepet," kata Siti.
Menurut Siti, ia bersama teman-teman sempat berlindungh di bawah meja atas intruksi guru. "Tapi gak tahu kenapa, kepala saya kena juga," katanya.
Siti menuturkan saat itu, kepalanya yang terasa pusing terasa mengucurkan darah. "Teman-teman pada teriak dan nangis. Kejadiannya cepet," kata Siti.
Sementara Siti sendiri mengaku hanya meringis namun tidak menangis. "Saya diam saja," kata Siti.
Menurutnya saat semua peristiwa ambruknya atap secara beruntun berhenti, kepanikan masih terus terjadi. Sejumlah siswa menangis dan histeris.
"Saya gak tahu mau ngapain, diam aja," katanya.
Akhirnya, seorang guru melihat kepala Siti terluka dan membawanya ke RS Kostrad Cilodong.
"Jadi yang dibawa ke rumah sakit, saya sama 4 teman saya," katanya.
Jumat siang, kata Siti. ia akhirnya diperbolehkan pulang dan dijemput pihak sekolah dari rumah sakit sekaligus diantar ke rumah.
Siti merupakan anak yatim. Ibunya Ruminah hanya pembantu rumah tangga di Komplek Kostrad. Sementara ayahnya sudah lama meninggal. Siti merupakan bungsu dari 4 bersaudara.
Di rumahnya yang sederhana, Siti tinggal bersama ibu dan seorang kakaknya.
Waki Wali Kota Depok Pradi Supriatna menuturkan selain akan membantu biaya pengobatan Siti sampai sembuh, ia berjanji akan mempecantik rumah Siti, yang kondisinya sangat sederhana sekali.
"Siti ini anak yatim, sehingga akan kami perhatikan. Rencananya kami juga akan memperbaiki rumahnya," kata Pradi.
Rumah Siti yang cukup sederhana memang perlu sejumlah perbaikan. Sebagian alas rumah masih tanah, walau sebagian besar sudah menggunakan ubin.
Rumah yang mungil dengan lebar sekitar 4 meter itu memiliki tiga bagian dari ruang tamu, kamar tidur, dan langsung berbatasan dengan kamar mandi dan dapur di belakangnya.
Menurut Pradi, seiring waktu dan dukungan keluarga serta guru, ia yakin trauma Siti untuk belajar di gedung SDN Kalibaru 6 akan hilang.
"Apalagi nanti sekolah diperbaiki dengan jaminan gedung yang lebih aman," kata Pradi.
Mengetahui rumahnya akan diperbaiki oleh Pradi, ibu Siti, Ruminah mengaku sangat bersyukur dan berterimakasih.
"Meski sedih, karena anak saya ketiban atap, peristiwa ini ada hikmahnya juga. Pak Pradi jadi datang ke sini dan janji mau perbaiki rumah. Mungkin ini jawaban doa saya dan Siti juga," kata Ruminah.
Seperti diketahui atap gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kalibaru 6, di Jalan Kalibaru Cilodong, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, ambruk, Jumat (26/2) pagi sekitar pukul 07.05.
Atap berikut rangka hingga plafon gedung yang ambruk terjadi di 2 ruang kelas, ruang kepala sekolah dan ruang guru.
Akibatnya 5 siswa dan seorang guru mengalami luka-luka, tertimpa atap yang ambruk.
Mereka langsung dilarikan ke RS Kostrad Cilodong yang tak jauh dari sekolah, untuk mendapatkan perawatan.
Lima siswa yang menjadi korban adalah Siti Nur Azizah (8) dan Fadli (8), dimana keduanya merupakan siswa kelas II, serta Suryatul Aini (7), Audya Kamila (7) dan Muhammad Fardan (7), yang ketiganya duduk di kelas I.
Semua siswa menderita luka bocor dan memar di kepala akibat terkena pecahan genteng dan rangka baja ringan yang patah.
Sementara Muhamad Fardan menderita luka pada bagian mulut yang menyebabkan satu giginya patah.
Selain itu, seorang guru yang menjadi korban luka adalah Suriati (40) guru kelas I. Ia menderita luka di bagian punggungnya karena tertimpa asbes dan rangka baja yang ambruk.
Kepala SDN Kalibaru 6, Ratna Iswari mengatakan, atas kejadian ini, proses belajar di gedung SDN Kalibaru 6, ditiadkan sementara sampai bangunan direnovasi.
Karenanya sejak Senin (29/2) depan, sebanyak 353 siswa SDN Kalibaru 6, mulai dari kelas I sampai kelas VI, akan pindah belajar sementara dengan menumpang di SMPN 6 Cilodong.
"Juga 12 guru kami akan pindah bertugas di sana, termasuk penjaga sekolah," kata Ratna.(bum)