TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengusaha yang juga bakal calon Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahuddin Uno, menyadari maju dalam Pilgub DKI 2017 adalah tugas berat.
Tugas berat yang dimaksud Sandi, sapaan akrabnya, untuk lebih dikenal oleh publik Jakarta.
Karena disadari sebagai pengusaha dia kalah populer dengan kandidar-kandidat lainnya.
"Di antara para kontestan, tugas saya yang paling berat. Sosok pengusaha itu hanya dikenalnya oleh masyarakat kelas atas," kata Sani saat diskusi dengan redaksi Tribunnews.com di kawasan Palmerah Jakarta, Selasa (1/3/2016).
Karena itu, sedini mungkin Sandi ingin mendekatkan diri dan menangkap aspirasi warga Jakarta.
Waktu enam bulan ke depan benar-benar akan dipakai Sandi bersama warga Jakarta.
Bukan sekedar sosialisasi dirinya, tapi ia ingin menyerap suara-suara dari akar rumput untuk membangun Jakarta yang lebih baik lagi.
Dengan maju sebagai kandidat, Sandi ingin menghidupkan politik yang santun. yakni politik yang saling mendukung, bukan saling sikut.
Mengembangkan politik yang membangun bukan menghalalkan segala cara untuk menang.
Dalam pilkada DKI 2017 mendatang, Sandi ingin yang terjadi adalah perang ide dan gagasan. Bukan saling cegal atas isu-isu primordial, berupa isu SARA.
Lebih lanjut Sandi yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini menyatakan partainya punya proses sendiri dalam menentukan cagub DKI.
Namun bila saja kandidat lain yang akan dicalonkan Partai Gerindar, itu tidak masalah bagi Sandi.
"Ini adalah proses enam bulan ke epan, bukan proses yang instan. Dari proses ini diharapkan nantinya Gerindra akan memunculkan nama-nama terbaik di penghujung proses," ujar Sandi.
Bila Gerindra betul-betul tidak mengusung dirinya sebagai cagub, maka Sandi akan ikhlas dengan keputusan Gerindra.
Menurutnya, Gerindra akan memproses semua bakal cagub dengan transparan dan moderen.
"Saya ikhlas, saya berjalan dengan keikhlasan Saya serahkan kepada warga Jakarta," tandasnya.