TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Edi Sukardi (43) penjaga kos Wisma Widya di Gang Usman, Kukusan, Beji, Depok, mengaku penyidik dan keluarga Akseyna Ahad Dori (18) mencurigai dirinya sebagai pembunuh Akseyna alias Ace.
Akseyna adalah mahasiswa Biologi Fakultas MIPA Universitas Indonesia yang ditemukan tewas mengambang di Danau Kenanga UI, Kamis (26/3/2015) lalu.
Jenazahnya teridentifikasi beberapa hari kemudian.
Awalnya Akseyna diduga bunuh diri.
Namun hasil otopsi dan penyelidikan membuat polisi yakin bahwa Akseyna dibunuh.
Sebelum ditemukan tewas, Akseyna menyewa rumah kos Wisma Widya yang dikelola Edi bersama istrinya, Maryamah.
Menurut Edi tudingan secara terbuka bahwa dirinya pelaku pembunuhan Akseyna dilakukan penyidik saat ia dipertemukan dengan ayah Akseyna, Kolonel (Sus) Mardoto, dalam sebuah pemeriksaan polisi belum lama ini.
"Katanya keterangan saya dikonfrontir dengan keterangan ayah Akseyna. Dari sana saya dituduh oleh ayah Akseyna dan penyidik sebagai pelaku pembunuh Akseyna," kata Edi saat kembali dikonfirmasi Warta Kota, Rabu (2/3/2016).
Edi mengaku langsung membantahnya.
Bahkan ia mengaku menantang penyidik dan ayah Akseyna untuk melakukan sumpah pocong guna membuktikan bahwa bukan dirinyalah pembunuh Akseyna.
"Saya tantang mereka supaya sumpah pocong saja. Kalau saya bohong maka saya yang kena, tapi kalau saya benar, maka yang menuduh saya lah yang kena," kata Edi.
Menurut Edi, saat itu penyidik kepolisian tetap mencurigainya dan bahkan mengatakan sikap orang yang salah adalah seperti yang dilakukannya.
"Penyidik bilang, semua orang yang salah selalu membantah dan ngajak sumpah pocong seperti yang saya katakan," katanya.
saat itu, Edi pun mengatakan bila dirinya tidak sekedar sumpah di atas Alquran, tapi sumpah pocong saja.