TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Edi Sukardi (42) penjaga kos Wisma Widya, di Gang Usman, Kukusan, Beji, Depok, sadar betul bahwa dirinya menjadi seorang yang dicurigai polisi menjadi pelaku pembunuhan Akseyna Ahad Dori (18) alias Ace.
Ace merupakan mahasiswa Biologi Universitas Indonesia yang ditemukan tewas mengambang di Danau Kenanga UI, Kamis (26/3/2015) lalu.
Karenanya, Edi mengaku sering dipanggil dan diperiksa polisi terkait kematian Akseyna.
Bahkan sampai seminggu lalu, ia masih dipanggil dan diperiksa polisi.
Menurut Edi secara terbuka, penyidik dan keluarga Aksena mencurigai dan menuding bahwa dirinyalah pelaku pembunuhan Akseyna.
Karenanya Edi yakin sampai saat ini dirinya terus diawasi oleh polisi dengan berbagai cara.
"Saya bukan hanya diawasi, tapi HP saya disadap," kata Edi, Rabu (2/3/2016).
Menurut Edi, di awal penyelidikan kasus kematian Akseyna, ia dan istri sangat sering dipanggil dan diperiksa polisi baik di Polresta Depok atau di Polda Metro Jaya.
Bahkan kata dia, setelah kasus ini lama tak terdengar sejak pertengahan 2015 lalu, ia justru masih cukup sering dipanggil polisi.
"Sudah tiga puluhan kali saya dipanggil dan dijemput polisi untuk diperiksa. Capek juga, mas," kata Edi.
Menurutnya memasuki akhir 2015, minimal sebulan sekali ia masih diperiksa polisi sebagai saksi.
"Paling enggak sebulan sekali saya dipanggil polisi dan ditanya soal Akseyna lagi. Terakhir ya, Selasa 23 Februari 2016 kemarin. Capek juga," kata Edi.
Edi mengaku jika dirinya habis ditemui oleh sejumlah rekannya, atau bahkan wartawan, tak lama ia pasti dipanggil untuk kembali diperiksa polisi.
"Terakhir ya itu, Selasa 23 Februari lalu. Sebelumnya saya habis cerita sama Pak Kiyai. Eh, besoknya dipanggil polisi," kata Edi. (Budi Sam Law Malau)